JAKARTA - Pekan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Singapura, pada Selasa siang, 8 Oktober 2019. Dalam kunjungan kali ini, Kepala Negara diagendakan menghadiri Annual Leaders Meeting dengan Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong untuk menindaklanjuti perkembangan kerjasama yang dilakukan kedua negara.
Okezone merangkum sejumlah fakta menarik kunjungan Jokowi ke Singapura khusus dari sisi ekonominya, Minggu (13/10/2019):
1. Bahasan Kedua Pimpinan Negara
Terdapat sejumlah hal utama yang akan dibahas PM Lee Hsien Loong dengan Presiden Jokowi. Hal yang dibahas di antaranya tindak lanjut Leader’s Retreat tahun 2018, termasuk pembahasan seputar Kendal Industrial Park dan Nongsa Digital Park.
Kendal Industrial Park merupakan kawasan industri terbesar di Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi proyek kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Singapura. Saat peresmian awal 2016, Presiden Jokowi menyebut bentuk kerja sama tersebut merupakan ikon baru bagi perwujudan kerja sama kedua negara.
Sementara Nongsa Digital Park merupakan kawasan yang terletak di Kota Batam, Kepulauan Riau, yang berfokus pada pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital. Kawasan yang diresmikan pada 2018 tersebut menjadi jembatan digital antara Indonesia dengan Singapura.
2. Pembangunan Infrastruktur
Presiden Jokowi akan membicarakan soal penguatan kerja sama pembangunan dan pendanaan infrastruktur serta kerja sama pembangunan sumber daya manusia, khususnya pendidikan vokasi, dengan PM Lee.
3. Kerjasama antar Bank Sentral
Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah menyepakati untuk memperpanjang kerja sama keuangan bilateral antara Bank Indonesia (BI) dan Monetary Authority of Singapore (MAS).
Kesepakatan tersebut dilakukan pada saat Leaders Retreat antara Pemerintah RI dan Singapura pada Selasa 8 Oktober di Singapura. Kedua kepala negara mengharapkan agar BI dan MAS dapat segera menindaklanjuti kesepakatan tersebut dan memastikan agar kerja sama keuangan antara BI dan MAS dimaksud dapat diperpanjang 1 tahun ke depan sebelum berakhirnya perjanjian.
4. Kerjasama Pertukaran Mata Uang
Saat ini kerja sama keuangan yang dimiliki antara BI dan MAS adalah kerja sama Local Currency Bilateral Swap Arrangement (LCBSA) dan kerja sama Bilateral Repo Line (BRL), yang masing-masing ditandatangani pada tanggal 5 November 2018 dengan masa berlaku 1 tahun.
kerja sama LCBSA dan BRL tersebut akan berakhir pada tanggal 5 November 2019. Kerja sama LCBSA memungkinkan dilakukannya pertukaran mata uang lokal antara kedua bank sentral dengan total nilai mencapai ekuivalen USD 7 miliar (SGD9,5 miliar atau Rp100 triliun).
Sementara itu, kerja sama BRL antara BI dengan MAS senilai USD 3 miliar merupakan kerja sama repo bilateral yang dilakukan dalam rangka memperdalam kerja sama moneter di kawasan.
(Feby Novalius)