JAKARTA - Pandangan ekonom beragam terkait proyeksi keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Days Reverse Repo Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan September 2019. Lantaran, probabilitas suku bunga acuan akan di tahan atau diturunkan cukup berimbang yakni 50% : 50%.
"Makanya view (pandangan) kalangan ekonom terbelah antara yang memprediksi tetap dengan yang turun," ujar Ekonom BNI Ryan Kiryanto kepada Okezone, Kamis (24/10/2019).
Baca juga: BI Kembali Turunkan Suku Bunga Acuannya Jadi 5,25%
Ryan sendiri memproyeksikan Bank Sentral bakal menahan suku bunga acuan tetap di level 5,25%, meskipun ada peluang besar bagi BI untuk memangkas sebesar 25 basis poin (bps) ke 5%.
"Saya kira BI masih akan menahan BI rate tetap di 5,25%," katanya.
Menurutnya, hal yang perlu menjadi perhatian adalah upaya BI dalam pelonggaran kebijakan moneter telah dilakukan, namun sayangnya belum berdampak ke permintaan kredit yang naik dan ketatnya likuiditas bank yang tidak melonggar. Hal itu dikarenakan kebijakan fiskal yang counter cyclical, di mana harusnya menjadi stimulus ekspansioner untuk perekonomian dan perbankan belum secara optimal dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan.
"Ini sayang sekali karena waktu tinggal dua bulan lagi sebelum 2019 berakhir. Intinya, belanja barang dan belanja modal pemerintah (kementerian/lembaga) harus segera dilakukan supaya Produk Domestik Bruto di kuartal IV bisa tumbuh di atas 5%," katanya.
Sementara Ekonom Bank Pertama Josua Pardede memproyeksikan, Bank Sentral bakal menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Hal ini dengan mempertimbangkan terjaganya stabilitas perekonomian domestik yang tercermin dari perkembangan laju inflasi terkendali serta stabilitas nilai tukar Rupiah.