JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan laba bersih Rp24,8 triliun hingga akhir kuartal III-2019. Realisasi itu menunjukkan pertumbuhan laba sebesar 10,34% dari periode yang sama di tahun lalu.
Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan, pertumbuhan laba tersebut didukung penyaluran kredit yang mencapai Rp903,14 triliun atau mengalami pertumbuhan 11,65% dari akhir September 2018. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun sebesar Rp959,24 triliun atau tumbuh 9,91% secara tahunan.
Baca Juga: Tumbuh Pesat, Pemegang Polis Asuransi Mikro BRI Bertambah 4 Juta dalam 9 Bulan
BRI mencatat porsi dana murah (CASA) terhadap total DPK sebesar 57,95% pada kuartal III-2019, meningkat dibandingkan kuartal III-2018 sebesar 56,46%. Giro tumbuh 21,77% menjadi Rp171,85 triliun dan tabungan tumbuh 9,20% menjadi Rp384,02 triliun. Adapun deposito mengalami pertumbuhan 6,16% menjadi Rp403,37 triliun.
"Pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan deposito mampu mendongkrak dana murah (CASA) BRI," kata Sunarso dalam konferensi pers di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Kinerja BRI juga didorong pendapatan non bunga atau fee based income (FBI) yang hingga akhir September 2019 tumbuh 12,03% mencapai sebesar Rp9,74 triliun dibandingkan dengan akhir September 2018 yang sebesar Rp8,69 triliun.
Adapun untuk rasio Loan to Deposits Ratio (LDR) BRI tercatat sebesar 94,15%. Serta rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 21,89%.
“Angka LDR ini kami nilai sangat moderat dan CAR yang cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan Bank BRI di masa mendatang,” ujar Sunarso.
(kmj)