Sementara untuk kredit pemilikan rumah (KPR) Bank BCA mencatatkan tumbuh melambat. Dalam kredit konsumen, kredit beranggun properti (KPR) mencapai Rp92,1 triliun tumbuh 6,8%.
“Memang konsumer kredit kita rasakan melemah. Tapi untuk KPR kita bisa tumbuh 6-8% kredit konsumer ini, ada cicilan 1,8% hingga 2%,” kata dia.
“Jadi keanikan itu kenaikan netto setelah ada pembayaran nasabah. Karena properti itu bagus kalau secara makroekonomi bagus kemudian next-nya properti meningkat,” ujarnya.
Menurut Jahja, pada kuartal III, mayoritas KPR adalah benar-benar untuk kebutuhan (rumah tinggal). Sementara rumah untuk investasi yang biasannya tinggi justru lesu dikarenakan beberapa hal.
“Masa keemasan properti maka 50% membeli sendiri tapi sebagai lagi itu untuk investasi. Karena bunga rendah, sekarang bengong karena menghadapi kenyataan bunga rental turun. Ini menyebabkan saat ini KPR betul-betul murni kebutuhan. Kalau untuk investment itu jauh berkurang,” katanya.
(Dani Jumadil Akhir)