JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyebut pembangunan jalan tol memiliki banyak tantangan. Apalagi selama lima tahun ke depan, Pemerintah akan menambah 2.500 kilometer jalan tol lagi selama lima tahun ke depan.
Wakil Ketua Kadin bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa mengatakan, setidaknya ada lima tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam lima tahun ke depan. Pertama adalah pembebasan lahan yang masih menjadi isu utama dalam pembangunan jalan tol.
Baca Juga: Bangun 5.200 Km Tol Baru, Kepala BPJT: We Need The New Player
Menurutnya, pembebasan lahan harus segera diselesaikan secepatnya. Karena jika pembebasan lahan berjalan lancar maka, pembangunan jalan tol juga bisa cepat pengerjaannya.
Lalu yang kedua adalah masalah pendanaan. Menurutnya, pendanaan jalan tol tidaklah sedikit dan membutuhkan sumber pembiayaan yang besar supaya tol dibangun secara simultan.
"Kendala yang terjadi adalah pengusaha tol saat membuat perencanaan selalu meleset karena lahannya tidak sesuai harapan yang diinginkan," ujarnya saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Lalu yang ketiga tantangannya adalah, pemerintah tidak bisa menjamin lalu lintas harian rata-rata. Pasalnya menurutnya, data LHR yang diberikan pemerintah tidak jelas dan sering berubah-ubah.
Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun 5.200 Km Jalan Tol hingga 2024
Selanjutnya, jalan tol tidak hanya harus menjadi kunci konektivitas, tetapi juga menjadi pembangkit untuk pengembangan kawasan perekonomian baru, mulai dari industri hingga perumahan. Selain itu, jalan tol juga harus berfungsi memindahkan kawasan padat seperti di Jabodetabek ke daerah lain yang masih tertinggal dan membutuhkan investasi besar.
"Jadi, bangun jalan tol tak sekedar bangun tolnya tapi bangun kawasannya. Tanpa perencanaan baik saat bangun kawasannya, tanahnya akan melonjak naik. Jadi, di samping bangun tol, bangun kawasan ekonominya," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)