Angkie mengatakan, ilmu sosial ini berbeda dengan ilmu alam dan humaniora. Ilmu ini menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia.

Perempuan kelahiran Medan ini menuturkan, dia merasa senang dengan pekerjaan ini. Sebelumnya, dia menjadi sociopreneur yang sukses dengan segudang prestasi.
"Yup konsistensi yang aku lakukan kn sebagai pratiksi, saking seringnya aku bertemu dengan orang baru, aku selalu mengobservasi banyak hal. Jadi sosial bukan tentang donasi bantuan. Tapi memang perihal antar manusia dan lingkungannya," tuturnya.
Angkie berjanji, dia akan bekerja dengan total sebagai stafsus presiden. Dia ingin Indonesia menjadi negara yang ramah bagi penyandang disabilitas.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)