Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bagaimana Dampak Virus Korona Terhadap Perusahaan AS di China?

Maylisda Frisca Elenor Solagracia , Jurnalis-Rabu, 29 Januari 2020 |13:45 WIB
Bagaimana Dampak Virus Korona Terhadap Perusahaan AS di China?
Bursa (Reters)
A
A
A

JAKARTA - Beberapa perusahaan besar Amerika Serikat (AS) dengan investasi besar di China sedang khawatir. Pasalnya, mereka sedang mempersiapkan diri untuk potensi gangguan dari penyebaran virus korona Wuhan yang mematikan.

"Kami berada di dalam era pengiriman tepat waktu dan persediaan yang tidak banyak. Jadi dalam banyak kasus mungkin akan terjadi kekurangan dalam rantai pasokan, dan konsumen mungkin melihat keterlambatan dalam kedatangan produk," ujar Ketua Scholl untuk Bisnis Snternasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional William Reinsch yang dilansir CNN Business pada Rabu (28/1/2020).

 Baca juga: Di Tengah Tekanan Virus Korona, Wall Street Rebound Berkat Saham Apple

Dia mengatakan, perusahaan-perusahaan AS yang memiliki hubungan dengan Wuhan sedang khawatir akan perusahaannya. Dengan tarif yang sedang berlangsung dan kenaikan biaya tenaga kerja China, perusahaan AS baru-baru ini telah memindahkan beberapa manufaktur dari China ke negara lain.

"Itu tren jangka panjang yang telah berlangsung selama beberapa waktu. Maka dari itu, efek virus korona ini kurang signifikan sekarang dibandingkan empat atau lima tahun yang lalu," katanya.

 Baca juga: Wall Street Ditutup Anjlok Imbas Kekhawatiran Virus Korona

Namun, beberapa perusahaan dapat merasakan dampaknya ketika virus korona menyebar. Virus tersebut telah menewaskan lebih dari 100 orang dan ada lebih dari 4.500 orang yang terkena penyakit akibat virus ini di China, menurut pejabat kesehatan di negara itu. Virus ini juga telah menyebar ke negara lain, termasuk setidaknya lima kasus yang dikonfirmasi di AS.

Perusahaan AS yang tempat manufaktur utamanya di China dapat terkena dampak jika pabrik tetap ditutup lebih lama dari penutupan Tahun Baru Imlek yang direncanakan. Beijing memperpanjang liburan dari 30 Januari hingga 2 Februari untuk mencoba dan mencegah penyebaran virus korona.

 Baca juga: Wall Street Tetap Menguat di Tengah Merebaknya Virus Korona

Produksi iPhone bisa sangat menurun, menurut Nikkei Asian Review. Laporan itu mengatakan pemasok sedang khawatir karena mereka tidak dapat memenuhi permintaan Apple untuk meningkatkan produksi ponsel karena virus korona yang telah menyebar ke Provinsi Hubei di mana beberapa pabrik berada.

Perusahaan ini memiliki pabrik di wilayah lain di China yang membuat komponen iPhone lainnya. Terutama Foxconn yang pabriknya di Shenzen, yang kira-kira berjarak 600 milimeter dari Wuhan, tempat di mana virus berasal.

General Motors (GM) adalah perusahaan AS lainnya yang terletak di Wuhan. Perusahaan mobil ini mengoperasikan pabrik dengan mitra Cina GM SAIC dan Dongfeng Motor Corporation, yang merupakan salah satu kelompok mobil terbesar di negara itu. Pabrik GM-SAIC di Wuhan memiliki sekitar 6.000 karyawan, sekitar 10% dari total tenaga kerja GM di Cina.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement