NEW YORK - Harga emas terus menunjukkan tren kenaikan di tengah kekhawatiran dampak pertumbuhan ekonomi global imbas wabah virus korona (coronavirus) yang menyebar cepat di China yang telah menewaskan 170 orang.
Melansir Reuters, Jakarta, Jumat (31/1/2020), harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi USD1.579,63 per ounce setelah naik 0,7% pada perdagangan Rabu. Sementara emas berjangka AS naik 0,6% menjadi USD1.579,00 per ounce.
"Keseluruhan berjalan ke emas dan utang pemerintah (obligasi), jauh dari ekuitas, adalah karena kekhawatiran mengenai virus corona," kata analis SP Angel Sergey Raevskiy.
Baca Juga: Harga Emas Terus Naik Dipicu Kekhawatiran Dampak Virus Korona
"Harga tembaga jatuh merupakan indikasi bagaimana pasar memandang risiko virus terhadap pertumbuhan ekonomi." Dalam hal ini, tembaga sering dianggap sebagai indikator utama kesehatan ekonomi global.
Seorang ekonom pemerintah China mengatakan pertumbuhan ekonomi China dapat turun menjadi 5% atau bahkan lebih rendah karena virus corona yang telah menyebar ke lebih dari 10 negara.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakui risiko perlambatan jangka pendek di China, termasuk ekonomi AS, mengikuti keputusan bank sentral yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan kembali pada hari Kamis untuk memutuskan apakah wabah coronavirus merupakan keadaan darurat global.
"Secara teknis, jika harga (emas) dapat melampaui tertinggi mencapai tiga hari lalu di (sekitar) USD1.585, kami akan memiliki sinyal kekuatan lainnya," kata kepala analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa dalam sebuah catatan.
Di tempat lain, paladium turun 0,2% menjadi USD2.283,85 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD2.582,19 pada 20 Januari karena kekhawatiran pasokan. Perak naik 1,1% menjadi USD17,74, sedangkan platinum turun 0,4%, menjadi USD970,23.
(Dani Jumadil Akhir)