Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sederet Catatan Presiden Jokowi soal Dampak Virus Korona ke Perekonomian

Irene , Jurnalis-Minggu, 08 Maret 2020 |12:18 WIB
Sederet Catatan Presiden Jokowi soal Dampak Virus Korona ke Perekonomian
Rupiah (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Dampak virus korona dalam perekonomian Indonesia kian dirasakan dalam segala sektor. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pun angkat bicara terkait hal ini.

Jokowi menilai beberapa catatan perlu menjadi perhatian dan perlu dilaksanakan agar dampak virus korona ini dapat diperangi. Mulai dari optimisme hingga kelonggaran dalam hal impor.

Pada Minggu (8/3/2020), Okezone merangkum fakta terkait sederet catatan presiden jokowi soal dampak ekonomi virus korona.

 Baca juga: 'Terinfeksi' Virus Korona, China Alami Defisit Neraca Dagang hingga USD7,09 Miliar

1. Fokus dan Jaga Optimisme

Presiden Joko Widodo mengatakan permasalahan harus bisa diselesaikan walaupun tekanan yang terjadi begitu berat. Hal ini dapat diselesaikan dengan fokus dan optimis serta pintar memanfaatkan peluang dan mencari jalan keluar.

"Kita harapkan ini bisa. Meskipun ada tekanan yang sangat berat seperti ini, kita harus bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Tetap fokus bekerja, menjaga optimisme, memanfaatkan peluang dan mencari jalan keluar dari setiap titik-titik yang menjadikan kesulitan-kesulitan kita," kata Jokowi saat membuka acara Rakornas Kementerian Perdagangan.

2. Pelambatan Kinerja Sektor Perdagangan dan Investasi

Wabah virus korona ini dinilai Jokowi berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi Indonesia. Seluruh sektor mulai dari perdagangan, pariwisata hingga investasi bisa terkena dampaknya.

 Baca juga: Sri Mulyani Ungkap Ancaman Virus Korona dari Sisi Ekonomi

"Dampaknya akan kita rasakan baik itu dari sisi penurunan aktivitas ekonomi, melambatnya kinerja di berbagai sektor baik perdagangan investasi," terangnya.

3. Jangan Kerja Rutinitas, Cari Terobosan!

Di tengah kondisi yang sedang tak menentu, Presiden Jokowi menegaskan tidak boleh adanya kerja dalam rutinitas.

"Yang pertama jangan bekerja pada rutinitas. Ini keadaannya tidak normal," tegasnya.

Jokowi menilai perlu adanya terobosan dan inovasi. Sehingga hal tersebut dapat memperlancar aktivitas ekonomi baik dari sisi investasi maupun perdagangan.

"Sekali lagi jangan kerja normal dalam rutinitas. Carikan terobosan terobosan yang sederhana simpel tapi bisa menjadikan kelancaran aktivitas baik ekonomi secara makro, ekspor maupun impor," jelasnya.

4. Supply dan Demand Rusak

Presiden juga mengatakan virus korona menyebabkan siklus pasokan dan permintaan rusak. Jika siklus pasokan rusak, maka produksi akan terganggu.

"Situasi sangat berbeda karena Korona ini. Sangat berbeda. Tadi saya ingatkan karena Korona ini demand rusak, supply rusak produksi rusak. Demand termasuk di dalamnya konsumsi dan investasi," terang Jokowi.

5. Investasi Ngerem Karna Korona

Selain itu, lanjut Jokowi, virus korona pun mengganggu iklim investasi yang masuk. Investor cenderung menahan diri hingga situasi kembali kondusif.

"Investasi mau masuk karena ada virus korona (jadi) ngerem. Hati-hati," kata Jokowi.

6. Longgarkan Impor Sehingga Harga Tak Naik dan Sebabkan Inflasi

Presiden juga meminta kepada jajaran Menterinya untuk memberikan kelonggaran pada impor bahan baku. Hal ini agar harga-harga dalam negeri tidak mengalami kenaikan.

"Di sana terganggu suplai, artinya di sini kalau kita enggak memberikan kelonggaran juga terganggu. Kalau terganggu, artinya harga pasti naik. Kalau harga naik larinya nanti inflasi naik" jelas Jokowi.

Pasalnya, kenaikan harga nantinya akan berimbas pada angka inflasi yang bisa kembali meningkat. Karena dalam lima tahun, pemerintah telah berhasil menurunkan angka inflasi dari kisaran 8% hingga 9% menjadi stabil di kisaran 3,5%.

"Ini yang sudah kita jaga 5 tahun. Berpuluh-puluh tahun inflasi di atas 8-9%. Kita sudah bisa menjaga di posisi kurang lebih 3% selama 5 tahun ini. Jangan sampai terganggu gara-gara hal seperti ini," ungkapnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement