Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta-Fakta RI Ingin Kembalikan Target 1 Juta Barel Minyak per Hari

Irene , Jurnalis-Senin, 09 Maret 2020 |08:09 WIB
Fakta-Fakta RI Ingin Kembalikan Target 1 Juta Barel Minyak per Hari
Produksi Minyak. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memasang target untuk lifting minyak 1 juta barel per hari hingga 10 tahun ke depan. Demi mengejar hal itu, Menteri Energi dan Sumber Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyiapkan langkah untuk merealisasikan target dengan meningkatkan produksi minyak.

Mulai dari mempertahankan tingkat produksi, hingga merehabilitasi lubang yang telah lama ditinggalkan menjadi langkah yang disiapkan Arifin untuk menggenjot produksi minyak dalam negeri. Tidak hanya itu, beberapa program juga akan dicanangkan.

Okezone merangkum fakta RI kejar target lifting minyak 1 juta barel, pada Senin (9/3/2020),

1. Pertahankan Tingkat Produksi

Langkah pertama yang dipaparkan oleh Arifin Tasrif adalah mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan minyak yang ada. Selanjutnya dia menambahkan program reserve to the production juga dapat dilakukan.

Baca Juga: Produksi Minyak Ditargetkan Tembus 1 Juta Barel/Hari pada 2030, Bisa?

“Untuk itu memang kita harus melakukan banyak langkah-langkah untuk bisa meningkatkan produksi antara lain, pertama itu adalah mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan yang ada, kemudian juga bisa melakukan program reserve to the production,” papar Arifin seperti dikutip dari laman setkab.

2. Lanjutkan Eksplorasi Lapangan Baru

Langkah kedua yang dijelaskan Arifin adalah melanjutkan eksplorasi di lapangan-lapangan baru yang sudah dideteksi. Hal ini dilakukan agar produksi dapat segera dilakukan.

Potensi eksplorasi menurut Arifin kalau di daerah sekarang yang banyak minyaknya seperti di Rokan ada 10 lokasi potensial, jumlah lokasinya 128 harus dioptimalkan. Hal ini dinilainya dapat dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun.

Baca Juga: Molor, Target Lifting Migas 1 Juta Barel Tercapai di 2030?

Rokan sendiri, menurut Arifin, sekarang masih ada di areanya Chevron, tetapi nanti akan dialihkan ke Pertamina, tetapi daerah Rokan itu yang selain juga sumber yang ada, masih mempunyai potensi-potensi lain cukup besar.

3. Rehabilitasi 13 Ribu Lobang Pengeboran

Arifin juga menyebut saat ini masih ada 13 ribu lubang pengeboran yang telah ditinggalkan. Yang mana lubang ini jika direhabilitasi dapat menghasilkan tambahan produksi minyak.

“Kita juga masih memiliki 13 ribu bekas lobang pengeboran yang sudah ditinggal. Nah ini juga kalau kita melakukan program rehabilitasi, kita masih bisa berharap ini juga bisa menghasilkan tambahan produksi minyak tetapi 13 ribu ini kan jumlahnya banyak,” ujar Menteri ESDM.

4. Recovery dan Mobilisasi Alat dan Tenaga Ahli

Arifin juga menambahkan program untuk melakukan recovery seperti steamflood, dan chemical enhanced oil recovery.

"Kemudian juga program untuk melakukan recovery antara lain, steamflood, chemical enhanced oil recovery," ucap Arifin.

Untuk itu, Arifin menyampaikan perlu untuk memobilisasi banyak tenaga ahli, peralatan dan sebagainya. Agar bisa mengoptimalkan produksi minyak.

5. 'Mudah-Mudahan' 1 Juta Baret Bisa Tercapai

Arifin mengatakan program atau langkah yang dipaparkannya ini akan dimasifkan dan dioptimalkan. Namun dirinya tak menargetkan apakah 1 juta barel dapat tercapai di tahun 2025 atau 2030. Hal ini menyusul sarana penunjang produksi yang juga harus dipersiapkan.

"Mudah-mudahan kita bisa kembalikan dari 700.000 barel per hari ke 1 juta, 10 tahun," tuturnya.

6. Tanggapan Pertamina Terkait Lifting Migas 1 Juta

PT Pertamina (Persero) juga diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan produksi migas. Tak tanggung-tanggung Pertamina diminta agar lifting migas dapat menyentuh 1 juta barel per harinya.

Meresponi hal ini, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan pihaknya optimis pada 2030 mendatang dapat mencapai target 1 juta barel per hari itu. Target ini molor dari yang semula diinginkan oleh Presiden yaitu pada tahun 2025.

Menurut Nicke target tersebut telah melalui pertimbangan yang matang. Hal tersebut telah melalui proses kajian yang panjang dengan melihat pembangunan kilang dan potensi migasnya.

"Oh tadi yang presentasi dari Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri ESDM kita semua program sudah dibahas bersama dengan SKK migas ada target bersama untuk meningkatkan produksi Lifting setiap tahunnya," jelasnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement