Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bekerja dari Rumah Imbas Virus Korona, Perusahaan Bisa Rugi?

Irene , Jurnalis-Sabtu, 14 Maret 2020 |16:39 WIB
Bekerja dari Rumah Imbas Virus Korona, Perusahaan Bisa Rugi?
Virus Korona (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Protokoler bekerja dari rumah di tengah kondisi merebaknya virus korona di Indonesia kian hangat diperbincangkan. Protokoler ini dinilai akan membawa kerugian bagi perusahaan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani menjelaskan bahwa tidak seluruh perusahaan dapat menjalankan fungsi pekerjaannya tanpa interaksi langsung dan tidak berada di tempat atau kantor. Dengan tidak adanya interaksi maka produktifitas kerja tidak akan terjadi.

"Banyak kegiatan usaha dan pekerjaan yang masih membutuhkan interaksi langsung antar manusia atau menuntut pekerjaan tersebut dilakukan di tempat tertentu. Tanpa adanya interaksi atau tidak berada di tempat tersebut, pekerjaan atau produktifitas tidak terjadi," papar Shinta dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Jakarta, Sabtu (14/3/2020).

Dengan tak terjadinya produktifitas, maka perusahaan berpotensi mengalami kerugian. Kerugian ini pun ditaksir Shinta akan bergantung pada jenis usaha dan berapa banyak porsi pekerjaan yang dapat dipertahankan secara remote.

"Kalau tidak ada produktifitas sudah pasti perusahaan akan rugi. Kerugiannya berapa ya belum tahu karena tergantung jenis usahanya dan seberapa banyak porsi pekerjaan/produktifitas yang bisa dipertahankan dalam kondisi remote," tambah Shinta.

Bila kinerja suatu perusahaan semakin bergantung pada interaksi langsung, maka kerugian akan semakin besar yang nantinya akan dialami. "Semakin kinerja/produktifitas perusahaan tergantung pada direct interaction dan pada tempat tertentu, akan semakin tinggi damage-nya terhadap produktifitas sehingga kerugian lebih besar," kata Shinta.

Kerugian yang dimaksud bukan berarti perusahaan tak akan mendapat keuntungan saja, melainkan perusahaan tak akan mencapai target atau niche namun harus tetap menggelontorkan pengeluaran dengan besaran yang sama. Produktifitas yang dapat terjadi dengan interaksi langsung dan menciptakan penghasilan bagi perusahaan nantinya juga dinilai akan merosot.

"Kerugian yang dimaksud di sini bukan hanya masalah perusahaan tidak menciptakan keuntungan tetapi kerugian niche karena perusahaan harus membayar pengeluaran dengan besaran yang sama (fixed cost usaha akan terus jalan) tetapi output produktifitas yang bisa menciptakan penghasilan bagi perusahaan turun secara drastis," jelas Shinta.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, dunia usaha dianjurkan untuk mempersiapkan protokoler bekerja dari rumah. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai langkah antisipasi kondisi penyebaran Covid-19.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement