JAKARTA - Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, IKM makanan juga mengalami penurunan omzet hingga 50%, bahkan terdapat IKM yang penjualannya menurun hingga 90%. Pada akhirnya, mereka menjual secara obral stok yang ada agar tidak menumpuk di gudang dan supaya mendapat pemasukan.
โUntuk pasar ekspor juga turut mengalami hambatan, karena diberlakukannya karantina atau lockdown. Misalnya ekspor bawang goreng Monita dari Kabupaten Kuningan ke Arab Saudi,โ kata dia dilansir dari laman Kemenperin, Minggu (12/4/2020).
Baca Juga: Peserta Pendaftaran Kartu Prakerja Bisa Tak Lolos
Untuk itu, IKM masih terus menjalankan penjualan secara daring agar tetap mendapatkan pemasukan bagi perusahaan, seraya berharap agar akses pengiriman barang tetap dapat berjalan meskipun akan diberlakukan karantina wilayah.
Di sisi lain, IKM juga membutuhkan dukungan pasokan bahan baku untuk dapat terus beroperasi. Sebab, dampak pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang sangat besar bagi para pelaku usaha, termasuk di Indonesia.
Baca Juga: Selama Corona, Pelatihan Kartu Pra-Kerja Dilakukan via Online
โData yang kami terima, yaitu pasokan bahan baku IKM makanan sulit didapat dan harganya saat ini terbilang meningkat,โ kata dia.
Adapun beberapa harga bahan baku yang melonjak tersebut, di antaranya adalah harga kedelai dari Rp6.700 menjadi Rp 8.500, di mana kedelai saat ini masih mudah ditemui di Pulau Jawa, namun di luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, kedelai mulai sulit dicari.
Follow Berita Okezone di Google News
(kmj)