JAKARTA - Pandemi Covid-19 terus berdampak di segala sektor, tak terkecuali sektor peternakan ayam potong atau dikenal juga dengan ayam ras (broiler). Kurs mata uang terhadap dolar yang kian melemah mengakibatkan harga pakan terus naik, sementara permintaan ayam dari masyarakat terus melorot, alhasil para peternak pun merugi.
Di Rangkasbitung, Lebak, Banten, ayam potong yang biasanya dijual para peternak Rp20 ribu sampai dengan Rp21 ribu per kg sekarang turun menjadi Rp13 ribu per kg bahkan sempat jatuh di harga terendah Rp9 ribu per kg.
Baca Juga:Â Pengangguran dan Kemiskinan Terancam Naik, Sri Mulyani Andalkan Kartu Prakerja hingga Omnibus Law
Seperti disampaikan H. Kasmin, salah seorang peternak mandiri (perorangan) di Rangkasbitung, Lebak yang terus menderita kerugian sejak merebaknya pandemi.
“Adanya virus corona ini membuat harga jual turun jauh sekali, 50% sampai 60%. Ayam kita gak laku, karena banyak warung makan tutup, orang juga takut belanja ke pasar dan mungkin juga memang gak ada uang untuk beli,” keluhnya kepada Okezone, Jumat (17/4/2020).
Baca Juga:Â Angka Kemiskinan Terancam Naik, UMKM Diandalkan Jadi Penyangga saat Krisis
Kekhawatirannya semakin bertambah karena saat ini di kandangnya terdapat 25 ribu ekor ayam yang setiap harinya harus tetap diberi pakan, dipotong dan didistribusikan sesuai jadwal. “Ayam di kandang harus dipotong setelah 40 hari, dan sebelum dipotong tentunya harus dipelihara dan dikasih pakan. Harga jual gak nutup dengan ongkos produksi," ungkapnya dengan nada resah.
Sebagai pelaku UMKM, Kasmin berharap ada upaya yang dilakukan pemerintah untuk membantu peternak perorangan seperti dirinya. “Semoga pemerintah segera mengupayakan agar kami tetap bisa menjalankan usaha, jangan terus-terusan begini,” harapnya.
Follow Berita Okezone di Google News