JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah. Bank sentral tak menampik bahwa intervensi di pasar valas terus ditingkatkan.
“BI terus tingkatkan intensitas kebijakan intervensi, baik spot, DDF pembelian SBN pasar sekunder,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam telekonferensi, Senin (11/5/2020).
Baca Juga: Serangan Virus Corona, Rupiah Melemah 15,8%
Perry menjelaskan, kebijakan intervensi BI didukung oleh cadangan devisa yang masih mencukupi. Selain itu, BI juga menjalin kerjasama bilateral swap dan repo line dengan beberapa bank sentral.
“Alhamdulillah Rupiah bergerak menguat yang semula hampir Rp17.000 sekarang sudah di bawah Rp15.000, kami meyakini Rupiah masih undervalue dan Rupiah ke depan Insha Allah bergerak stabil dan menguat,” imbuh Perry.
Baca Juga: Awal Pekan, Rupiah Menguat ke Rp14.915 per USD
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan nilai tukar Rupiah mengalami eskalasi sangat tinggi. Tercatat, pada Februari, nilai tukar berada pada Rp14.318 per USD. Namun memasuki pekan kedua Maret terjadi pelemahan ke Rp14.778 per USD.
"Dan terus berlanjut sampai 23 Maret level Rp16.575 per USD atau pelemahan 15,8% dibandingkan bulan sebelumnya," kata Sri Mulyani.
(kmj)