JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut virus corona membuat angka pengangguran semakin bertambah. Sebab, para industri sudah tidak lagi bisa beroperasi sehingga memutuskan untuk merumahkan atau melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada para karyawannya.
Kepala Bappenas atau Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa mengatakan, ada sekitar 3m7 juta orang yang di PHK dan dirumahkan. Angka ini lebih besar dibandingkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan yang sebesar 1,7 juta orang.
Baca Juga: Tutup Pabrik di Tangerang, Produsen Sepatu Adidas PHK 2.500 Pekerja
Namun angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan data yang ada di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Sebab, Kadin mencatat, jumlah tenaga kerja yang terkena PHK akibat virus corona mencapai 6 juta orang.
"Saat ini orang yang dirumahkan, Kadin catat sekitar 6 juta. Kemnaker 1,7 juta tenaga kerja yang di PHK. Dan, Bappenas sendiri menghitungnya 2-3,7 juta. Bersama dengan itu, akan munculkan barisan baru kemiskinan baru, kemiskinan baru ini yang diakibatkan orang yang kehilangan lapangan kerja," ujarnya dalam telekonferensi, Selasa (12/5/2020).
Baca Juga: Airbnb PHK 1.900 Karyawan akibat Virus Corona
Oleh karena itu, tingginya angka PHK ini akan menjadi perhatian pemerintah ke depannya. Bahkan, hal ini akan masuk ke dalam rencana pemulihan ekonomi dan juga rencana kerja pemerintah (RKP) ke depannya.
Salah satu caranya adalah dengan menarik investasi sebanyak-banyaknya. Semakin banyak investasi yang masuk, maka akan semakin besar pula lapangan kerja yang tersedia.
"Maka karena itu, penting investasi dipulihkan terutama padat karya dan terkait pariwisata. Kita tahu persis mereka alami keterpurukan luar biasa, padahal penyerapan ke tenaga kerja luar biasa besar," jelasnya.
Langkah selanjutnya adalah dengan menggenjot kembali kinerja industri. Seperti diketahui, akibat virus corona beberapa industri seperti manufaktur terpaksa harus berhenti beroperasi.
"Dan yang terakhir industri dan perdagangan. Khususnya industri manufaktur. Kita pulihkan kembali produktivitasnya akselerasi industri substitusi impor dihidupkan, peningkatan ekspor, promosikan produk dalam negeri. Kami usulkan ada gugus tugas untuk promosi dan dorong digunakannya produk luar negeri," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)