JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) memberikan sinyal bahwa perbankan akan mengalami tantangan berupa sulitnya mendapat keuntungan hingga 2025. Proyeksi itu didasari oleh simulasi yang dilakukan terkait Virus Corona atau Covid-19.
IMF melakukan simulasi yang dilakukan pada sembilan negara maju. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar sektor perbankan (berdasarkan aset) rawan gagal menghasilkan keuntungan (di atas biaya ekuitas) hingga tahun 2025.
Baca Juga: Pengawasan OJK ke Perbankan Lemah, Begini 4 Fakta yang Terungkap
Dalam kajian tersebut, profitabilitas telah menjadi tantangan secara berkala bagi bank di beberapa negara maju sejak krisis keuangan global. IMF menilai, kebijakan moneter telah membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Namun dukungan untuk memberikan beberapa dukungan untuk keuntungan bank tersebut berimbas pada, suku bunga yang sangat rendah. Akibatnya menekan margin bunga bersih bank.
"Melihat tantangan langsung yang dihadapi oleh bank sebagai akibat dari wabah virus corona, pada era periode suku bunga rendah yang terus-menerus cenderung memberikan tekanan lebih lanjut pada profitabilitas bank dalam jangka menengah," demikian seperti dikutip dari laporan IMF, Selasa (26/5/2020).
Baca Juga: Viral Nasabah ATM Bank Mandiri Jadi Korban Skimming, Ini Cara Menghindarinya
Kendati demikian, setelah tantangan segera surut, bank dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko, termasuk dengan meningkatkan pendapatan fee.
Dalam jangka menengah, IMF juga mewaspadai bank-bank yang mencari cara atas kerugian yang hilang dengan mengambil risiko yang berlebihan. "Jika demikian, kerentanan dapat dibangun dalam sistem perbankan, menabur benih masalah di masa depan," demikian dikutip dari laporan IMF.