JAKARTA - Perekonomian Inggris tampaknya harus mendapatkan serangan bertubi-tubi. Selain dampak virus Corona atau Covid-19, Inggris diguncang keluarnya dari Uni Eropa atau British Exit (Brexit).
Bank of England (BoE) memprediksikan bahwa Inggris menuju kehancuran ekonomi terburuk dalam lebih dari 300 tahun. Selain itu, jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi di Eropa.
 Baca juga: 856.000 Warga Inggris Minta Tunjangan Pengangguran
Di tengah tingginya kematian tersebut, Inggris sedang berpacu akan jatuh tempo keputusan perjanjian perdagangan pasca-Brexit dengan Uni Eropa di akhir tahun. Namun, pembicaraan tersebut tidak berjalan dengan baik yang membuat guncangan besar di tengah pemulihan ekonomi.
"Seluruh dunia mendekati resesi karena Coronavirus, tetapi Inggris memiliki masalah tambahan dalam negosiasi UK-UE pada paruh waktu kedua tahun ini," ujar Ekonom Senior di Berenberg Bank, Kallum Pickering melansir CNN Business, Jakarta, Senin (26/5/2020).
 Baca juga: Klaim Pengangguran Inggris Melonjak Imbas Covid-19, Tertinggi Sejak 1996
Bahkan, tanpa mempertimbangkan pengaruh Brexit, ekonomi Inggris sebenarnya dalam kesulitan. Bank of England mengatakan bahwa ekonomi dapat menyusut 14% tahun ini.
Hal tersebut menjadi kontraksi tahunan terbesar sejak penurunan ekonomi hingga 15% pada 1706. PDB bisa turun 25% dalam tiga bulan hingga akhir Juni.
Data yang dirilis oleh pemerintah Inggris dalam beberapa hari terakhir sangatlah mengerikan. Klaim untuk tunjangan pengangguran melonjak 69% menjadi hampir 2,1 juta bulan lalu.
(rzy)