Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Susul Jepang, Kini Inggris Masuk Resesi! Ekonominya Nyungsep

Asla Lupanda , Jurnalis-Kamis, 15 Februari 2024 |17:22 WIB
Susul Jepang, Kini Inggris Masuk Resesi! Ekonominya <i>Nyungsep</i>
Inggris Masuk Resesi (Foto: BBC/Getty Images)
A
A
A

JAKARTA - Inggris masuk ke jurang resesi setelah pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Kabar Inggris resesi ini menyusul Jepang yang terlebih dahulu mengalami resesi ekonomi.

Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris kontraksi 0,3% pada kuartal IV-2023. Sementara, kuartal III-2023 ekonomi Inggris juga turun 0,1%.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Inggris 0,1% sepanjang tahun 2023.

Melansir BBC, Jakarta, Kamis (15/2/2024), Inggris resesi ini menimbulkan pertanyaan soal janji PM Inggris Rishi Sunak menaikkan pertumbuhan ekonomi Inggris.

Namun demikian, kecuali tahun-tahun pandemi Covid-19, angka pertumbuhan ekonomi Inggris secara tahunan tersebut terlemah sejak tahun 2009 ketika Inggris dan negara-negara besar sedang terguncang akibat krisis keuangan global.

"Tidak masalah apakah ini resesi teknis atau tidak. Tidak ada kejutan di sini dan saya tidak senang mengatakan bahwa tidak ada kejutan bahwa kita berada di dalamnya. Kita mempunyai ekonomi dengan pertumbuhan rendah atau tidak ada pertumbuhan ekonomi," kata Chairman of Asda, Lord Rose

Pemerintah dapat menggunakan pertumbuhan PDB sebagai bukti bahwa pemerintah telah melakukan tugasnya dengan baik dalam mengelola perekonomian. Demikian pula, jika PDB turun, politisi oposisi mengatakan pemerintah menjalankan kebijakan dengan buruk.

Jika PDB terus meningkat, masyarakat akan membayar pajak lebih banyak karena mereka memperoleh penghasilan dan membelanjakan lebih banyak. Hal ini berarti lebih banyak dana yang dapat dibelanjakan pemerintah untuk layanan publik, seperti sekolah, polisi, dan rumah sakit.

Pemerintah juga ingin mengawasi berapa banyak mereka meminjam dalam kaitannya dengan ukuran perekonomian.

Sumber-sumber Departemen Keuangan telah mengkonfirmasi bahwa kanselir sedang mempertimbangkan tekanan yang lebih besar pada belanja publik sebagai cara untuk melakukan pemotongan pajak dalam Anggaran pada tanggal 6 Maret.

Perkiraan keuangan publik telah memburuk dalam beberapa minggu terakhir karena biaya bunga pinjaman pemerintah Inggris meningkat. Keputusan akhir belum dibuat.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement