JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan akan dipengaruhi sembilan sentimen. Perdagangan besok juga menjadi perdagangan di sisa bulan Juni sebelum memasuki awal Juli 2020.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, pada perdagangan pekan depan IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan suppot di level 4.821 sampai 4.712 dan resistance di level 4.977 sampai 5.018. Hans Kwee menyoroti potensi gagalnya kesepakatan fase 1 perang dagang Amerika Serikat dan China akan menjadi perhatian pasar.
Baca Juga:Â Menguat 'Malu-Malu', IHSG Ditutup Naik 0,15% di 4.904Â
Berikut sembilan sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan seperti dikutip risetnya, Jakarta, Minggu (28/6/2020).
1. Lonjakan kasus covid 19 di Amerika Serikat dan Jerman yang di ikuti lockdown membuat pasar kawatir. Jika terjadi lockdown kembali maka pasar akan menghadapi lebih banyak risiko pelemahan di jangka pendek.
2. Pelaku pasar merespon negatif kebijakan lockdown pada sektor bisnis di beberapa negara bagian di Amerika Serikat setelah terjadi lonjakan kasus infeksi covid 19. Kami berpendapata lockdown parsial di Negara bagian punya dampak lebih kecil ke ekonomi dibandingkan lockdown nasional yang dilakukan pada April Mei.
3. Data pengguran tidak sebaik yang di harapkan mengkonfirmasi prediksi kami sebelumnya bahwa pembukaan ekonomi tidak mengembalikan daya beli. Mendorong pengusaha melakukan PHK akibat lemahnya daya beli. Pasar perlu konfirmasi kenaikan daya beli dan perbaikan data ekonomi sesudah pembukaan ekonomi.
Baca Juga:Â Cuma Naik 6 Poin, IHSG Sesi I Parkir di 4.903Â
4. Proyeksi IMF yang lebih jelek dari proyeksi sebelumnya menunjukan kedepan dunia memasuki periode resesi. Perlu lebih banyak stimulus untuk mendorong ekonomi.
5. Potensi perang dagang meningkat setelah para pejabat Cina memperingatkan bahwa "campur tangan" Amerika Serikat di Hong Kong dan Taiwan dapat membuat Beijing mundur dari komitmennya untuk membeli barang pertanian AS. Kami melihat ini merupakan strategi tawar menawar antar Negara untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Tetapi berita ini negative bagi pasar keuangan dunia.