Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sambut Hari Kemerdekaan, RI Ekspor 2.000 Ton Aluminium

Ferdi Rantung , Jurnalis-Minggu, 16 Agustus 2020 |14:24 WIB
Sambut Hari Kemerdekaan, RI Ekspor 2.000 Ton Aluminium
Ekspor Alumunium ke Australia. (Foto: Okezone.com/PT Tata Metal Lestari)
A
A
A

JAKARTA - Industri logam di dalam negeri terus memperkokoh daya saingnya hingga kancah global. Capaian ini membuktikan bahwa produk lokal semakin kompetitif sekaligus memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional.

“Dalam hal ini, kami memberikan apresiasi kepada PT Tata Metal Lestari, karena di tengah kondisi pandemi Covid-19 mampu menyumbang devisa melalui ekspornya,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahardi di Jakarta, Minggu (16/8/2020).

Kepala BPPI menyampaikan, PT Tata Metal Lestari mengekspor sebanyak 100 kontainer baja berlapis aluminium seberat 2.000 ton ke pasar Australia, Thailand dan Puerto Rico (Amerika Serikat).

Baca Juga: Geber Ekspor dan Ekonomi Bangkit, Strategi Era Soeharto Bisa Ditiru

“Ini menjadi wujud nyata dari industri manufaktur kita, bahwa di tengah tekanan pandemi masih bisa bersaing, bahkan melakukan ekspor,” tuturnya.

Pelepasan ekspor tersebut juga sejalan dengan tema peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia, yakni Indonesia Maju.

Baja

“Hal ini sekaligus menjadi momentum kebanggan bagi kita, yang juga sedang mengkampanyekan gerakan Bangga Buatan Indonesia. Kami terus mendorong sektor industri lebih berkreasi dan berkarya tanpa batas, sehingga mimpi kita jadi kenyataan,” imbuhnya.

Guna memacu daya saingnya, Kemenperin mendorong sektor industri logam di tanah air untuk bisa bertransformasi menuju industri 4.0. “BPPI terus mendampingi sektor manufaktur bertransformasi ke arah industri 4.0, yang salah satu tujuannya adalah menciptakan daya saing global,” terang Doddy.

Apalagi, industri logam dikategorikan sebagai mother of Industry karena produk logam dasar merupakan bahan baku utama yang menunjang bagi kegiatan sektor industri lain seperti industri otomotif, maritim, elektronika, dan sebagainya.

Baca Juga: Jokowi Bakal Habiskan Duit Rp2.700 Triliun, RI Selamat dari Resesi?

Selain itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendampingi sektor manufaktur dalam bertransformasi menuju industri 4.0 yang salah satu tujuannya adalah menciptakan daya saing global. Selain di sektor prioritas seperti industri makanan dan minuman, kimia, tekstil, otomotif dan elektronika, sektor industri logam juga dinilai penting untuk bertransformasi guna mendukung kesiapan menuju era digital 4.0 karena industri ini merupakan mother of industries.

“Industri logam ini adalah mother of Industry karena produk logam dasar merupakan bahan baku utama yang menunjang bagi kegiatan sektor industri lain seperti industri otomotif, maritim, elektronika, dan sebagainya,” terang Doddy Rahardi.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement