Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI Berpeluang Turunkan Suku Bunga Acuan

Fadel Prayoga , Jurnalis-Rabu, 19 Agustus 2020 |11:17 WIB
   BI Berpeluang Turunkan Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya pada hari ini. Saat ini suku bunga acuan BI di level 4%. Dengan surplus neraca perdagangan yang besar pada Juli 2020 membuka jalan bagi BI untuk sekali lagi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.

"Pemangkasan suku bunga oleh BI dalam upaya mendukung perekonomian dari kejatuhan resesi," demikian dikutip dalam laporan Treasury MNC Bank, Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga: Thailand Resesi, Ini Dampak Mengerikan yang Akan Dialami Indonesia

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini akan dilangsungkan pada 18-19 Agustus 2020. Sejak awal tahun, bank sentral telah memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin (bps), yaitu masing-masing 25 bps pada RDG Februari, Maret, Juni, dan Juli. Kini, suku bunga acuan 7-Day Reserve Repo Rate berada di level 4%.

Sementara itu, Mata uang rupiah pada perdagangan Rabu akan mendapat sentimen kuat dari pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Perkiraan USD/IDR hari ini 14.500 -14.900.

Di sisi lain, pada penutupan perdagangan Selasa (18/8/2020), rupiah melemah 0,34% atau 50 poin menjadi Rp14.845 per dolar AS. Indeks dolar AS koreksi 0,28% menuju 92,587.

Baca Juga: 4 Negara Asean Sudah Resesi, Indonesia Menyusul? 

Kemarin Bank Indonesia (BI) melaporkan, surplus NPI pada periode April-Juli 2020 adalah USD9,2 miliar. Hasil itu jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit USD8,5 miliar.

Namun, secara bersamaan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Impor Indonesia pada Juli 2020 tumbuh negatif atau terkontraksi. Dengan kontraksi impor yang jauh lebih dalam ketimbang ekspor, neraca perdagangan membukukan surplus.

Untuk Informasi saja nilai Impor Indonesia bulan Juli tercatat USD10,47 miliar. Terjadi kontraksi 32,55% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Adapun, para analis memprediksi impor terkontraksi 22,965 persen YoY.

Nilai ekspor Indonesia dilaporkan USD13,73 miliar, turun 9,9% YoY. Ini membuat neraca perdagangan surplus USD3,26 miliar. Adapun, para analis memprediksi ekspor kembali terkontraksi cukup dalam 18,205%.

Meski Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) tidak minus, namun kejatuhan ekspor-impor yang begitu dalam tentu membuat alarm tanda bahaya kembali menyala. Ada kemungkinan ekonomi pada kuartal III-2020 akan kembali terkontraksi.

Pemerintah dan Bank Indonesia berupaya kembali menggairahkan pasar terutama sektor konsumsi rumah tangga dan investasi pasca masa transisi PSBB yang akan berakhir di 27 Agustus 2020.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement