Mindaugas mengatakan, daya beli atau konsumen selama pandemi yang rendah memperburuk kinerja perusahaan berkode Kode Saham: HMSP itu. Di mana, terjadinya penurunan konsumsi produk perusahaan.
"Daya beli konsumen yang lebih rendah memiliki tren penurunan yang kian cepat, yaitu penurunan konsumsi dari produk dengan pajak dan harga yang lebih tinggi atau tingkat pajak V1. Ini membuat produk dengan pajak lebih rendah dan akibatnya dijual dengan harga yang lebih rendah atau tingkat pajak V2 dan V3," kata dia
Perseroan memahami bahwa pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada perlambatan ekonomi, masih tak menentu. Kendati demikian, Mindaugas menyebut, industri hasil tembakau (IHT) harus terus bergerak sehingga turut mendorong aktivitas sosial ekonomi dan terus mempertahankan kontribusinya kepada perekonomian nasional.
Sampoerna juga tetap mewaspadai berbagai dampak lanjutan dari pandemi yang terjadi secara global dengan terus beradaptasi dengan perkembangan situasi, serta menciptakan terobosan dan inovasi di dalam perjalanan bisnisnya untuk mengokohkan kepemimpinan perusahaan.
(Dani Jumadil Akhir)