JAKARTA - GBG selaku perusahaan teknologi global dalam Manajemen Fraud dan Compliance mencatat kejahatan digital telah membuat perbankan di seluruh dunia banyak menelan kerugian. Hal ini dikarenakan penjahat digital banyak terjadi pada perbankan.
APAC Managing Director GBG June Lee mengatakan perbankan di seluruh dunia telah menelan kerugian mencapai USD171 miliar atau Rp2.547,39 triliun (Kurs Rp14.897 per USD). Adapun kerugian itu sepanjang lima tahun terakhir.
Baca juga: Bos BI Minta Perbankan Adopsi Open Banking, Apa Itu?
"Periode itu sepanjang 5 tahun jenis fraud yang dijelaskan itu pengumpulan data secara digital dari berbagai pihak yang enggak seharusnya dilakukan yang mana dilakukan penjahat digital," ujar June dalam diskusi virtual, Rabu (30/9/2020).
Dia melanjutkan kejahatan digital yang mengincar nasabah perbankan modusnya bermacam-macam. Salah satunya mendapatkan pesan elektrinok yang mengiming-imingkan upah jika mau membuka rekening bank untuk membantu mengelola transaksi pihak lain.