JAKARTA - Investasi di Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 018 bisa menjadi salah satu pilihan bagi investor milenial. Karena ada banyak keuntungan yang bisa didapat oleh para investor.
Staf Ahli Menteri Keuangan Nufransa Wira Sakti mengatakan, salah satu keuntungannya adalah investor tidak perlu khawatir uangnya akan hilang. Karena pemerintah yang akan menjamin langsung uang para investor tersebut.
Baca Juga: Cara Beli dan Investasi ORI018 dengan Kupon 5,7%
“Selain tradeble ini dijamin pemerintah loh. Dalam artian kalau pemerintahnya enggak bangkrut ya mudah-mudahan dan kita enggak berharap pemerintah kita bangkrut . Jaminannya pemerintah langsung. Jadi pemerintah dalam arti kementerian keuangan yang menjamin. Jadi pasti lah. Apalagi menteri keuangannya oke banget kan ini. Jadi itu jaminan mutu,” ujarnya dalam Live Instagram DJPPR Kementerian Keuangan, Rabu (30/9/2020).
Selain itu, bunga yang ditawarkan juga flat setiap tahunya. Untuk ORI018, tingkat kupon yang ditawarkan adalah sebesar 5,7% per tahun.
Baca Juga: Tinggal 6 Hari Lagi, ORI017 Bisa untuk Belajar Investasi
“Dia juga flat juga kuponya sampe jatuh tempo. Jadi walaupun tradeble walaupun kita jual lagi kuponnya tetap dengan jumlah yang sama,” kata Frans.
Pengenaan pajaknya juga lebih rendah dibandingkan deposito. Jika deposito dikenakan pajak 20%, sedangkan ORI018 bunganya lebih rendah 5% yakni hanya 15% saja
“Terakhir jangka waktunya juga pendek. Kalau misalnya ada dana darurat bisa kita jual. Tapi 3 tahun so so. Kalaupun kita mau sampe selesai,” kata Frans.
Oleh karena itu, para generasi milenial diharapkan tak ragu untuk mulai menginvestasikan uangnya di ORI018. Apalagi, cara pemesanannya juga relatif mudah karena sudah menggunakan sistem online.
“Dan gampangnya lagi bisa dipesan secara online. Bisa fleksibel dimana saja kapan saja. Apalagi dengan ada pandemi seperti ini kita bisa secara online gausah Dateng ngantri. Kalau jaman dulu saya ingat kalau mau beli saham IPO ngantri panjang gitu. Kalau sekarang kan enggak mungkin sudah bisa online lebih enak lagi,” kata Frans.
(Feby Novalius)