JAKARTA - Harga minyak dunia turun lebih dari 2% pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi) setelah Presiden AS Donald Trump memupuskan harapan paket stimulus fiskal lainnya untuk meningkatkan ekonomi akibat virus corona. Harga minyak dunia turun juga karena persediaan minyak mentah AS naik dalam seminggu terakhir.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD1,15, atau 2,7% menjadi USD41,51 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup 72 sen atau 1,8% lebih rendah pada USD39,95 per barel. Demikian seperti dilansir CNBC, Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan dia tidak optimis bahwa kesepakatan komprehensif bantuan stimulus fiskal dapat dicapai lebih lanjut dan bahwa pemerintahan Trump mendukung pendekatan yang lebih sedikit demi sedikit.
"Trump menarik diri dari negosiasi stimulus banyak ketidakpastian tentang ekonomi," kata Head of Commodities Research di BNP Paribas Harry Tchilinguirian.
Baca Juga: 4 Restoran Jualan di Pinggir Jalan, Bertahan Hidup Lawan Corona
Harga minyak juga terpukul oleh peningkatan persediaan minyak mentah AS yang sedikit lebih besar dari perkiraan. Persediaan minyak mentah naik 501.000 barel dalam sepekan hingga 2 Oktober menjadi 492,9 juta barel.
"Ketidakmampuan untuk mengoordinasikan paket stimulus lain memiliki dampak negatif pada sentimen permintaan, tetapi data menunjukkan bahwa kami mungkin memiliki sesuatu untuk didorong," kata energy market analyst di CHS Hedging Tony Headrick
Sementara itu, perusahaan energi mengamankan anjungan lepas pantai dan mengevakuasi pekerja karena Badai Delta mengancam produksi minyak AS di Teluk Meksiko.
Badai tersebut telah menutup 29% produksi minyak lepas pantai di Teluk, yang menyumbang 17% dari total produksi minyak mentah AS.
Di Norwegia, serikat buruh Lederne mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka akan memperluas pemogokan kerja mulai 10 Oktober kecuali kesepakatan upah dapat dicapai. Enam ladang minyak dan gas lepas pantai ditutup pada hari Senin karena pemogokan, memotong kapasitas produksi Norwegia sebesar 8%.
(Dani Jumadil Akhir)