JAKARTA - Harga minyak dunia naik pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB) meskipun sedang berusaha untuk pulih dari kerugian dari sesi sebelumnya.
Hal ini terjadi karena adanya penumpukan persediaan bensin Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan prospek yang memburuk untuk permintaan bahan bakar karena kasus virus corona (covid-19) yang terus melonjak.
Melansir CNBC, Jumat (23/10/2020), minyak mentah berjangkan Brent naik 91 sen atau 2,18% menjadi USD42,64 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTO) ditutup 63 sen atau 1,4% lebih tinggi sehingga menjadi USD40,64. Kedua kontrak tersebut turun lebih dari 3% dalam penurunan harian tertajam mereka dalam tiga minggu terakhir.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat, Simak Daftar Saham yang Bepotensi Cuan
Sementara itu, stok bensin Amerika Serikat naik 1,9 juta barel dalam sepekan hingga 16 Oktober. Energy Information Administration (EIA) menyebutkan adanya ekspektasi penurunan sebesar 1,8 juta barel.
Produk keseluruhan yang dipasok, mewakili permintaan, rata-rata 18,3 juta barel per hari dalam empat minggu hingga 16 Oktober. Angka ini turun 13% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lan, infeksi Covid-19 harian baru mencapai rekor di beberapa negara bagian AS dan di Eropa. Kebijakan lockdown dan larangan China pada perjalanan keluar untuk membantu membendung penyebaran penyakit dan menjadi pertanda buruk untuk permintaan bahan bakar.
Kesepakatan dengan Gedung Putih tentang paket stimulus ekonomi juga nampaknya mulai meredup. Setelah Presiden Donal Trump menuduh Demokrat menahan kesepakatan komprominya.
″(Kesepakatan) mungkin memperbaiki nada permintaan selama satu atau dua minggu, ” kata Head of Commodity Research at National Australia Bank Lachlan Shawz
Menambah kekhawatiran pasokan, ekspor minyak Libya dengan cepat meningkat hingga Oktober. Pasalnya pemuatan dimulai kembali setelah pelonggaran blokade oleh pasukan timur tengah.
Produksi Libya telah pulih menjadi sekitar 500.000 barel per hari dan pemerintah di Tripoli memperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun.
(Dani Jumadil Akhir)