JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey menilai setelah punic buying di awal pandemi Covid-19, kalangan menengah atas tidak lagi membelanjakan uangnya. Dana yang ada pun kebanyakan untuk disimpan.
"Jadi memang situasinya saat pemerintah mengumumkan bahwa Covid-19 sudah ada di Indonesia Maret, pada saat pengumumannya itu situasinya sempat ada panic buying. Kita dalam posisi yang justru bagus dalam dua tiga hari pertama. Tetapi setelah itu sampai hari ini kalau ditanya bagaimana kondisinya? ya belum kembali belum dalam posisi yang normal," katanya dalam polemik MNC Trijaya FM bertajuk 'Efek Resesi di Tengah Pandemi', Sabtu (6/11/2020).
Baca Juga: Pelaku Usaha Belum 100% Terapkan Protokol Kesehatan
Dia mengungkapkan, kalangan yang memiliki uang lebih aware terhadap kesehatan. Sebab, edukasinya jauh lebih tinggi, sehingga mereka lebih mengikuti berita yang diinformasikan oleh media.
"Mereka melihat, bagaimana yang zona merah dan zona hijau? Bagaimana perkembangan pandemi? Masih PSBB dan lain-lain sehingga mereka menahan belanja. Dan ketika mereka keluar rumah itu suatu keputusan yang sangat luar biasa" ungkapnya.
Baca Juga: Produk Prancis Diboikot, 4,5 Juta Pekerja di Sektor Ritel Terancam
Sedangkan, untuk menengah ke bawah itu posisinya sedang suffer. Mereka kehilangan daya beli karena di rumahkan, dipotong gajinya dan PHK, sehingga untuk makan saja sudah bagus.
"Tentu mereka hanya akan berpikir bagaimana untuk melanjutkan hidup," tuturnya