Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Erick Thohir Ungkap Temuan Vaksin Sinovac sejak 1970, Bukan Hal Baru

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Rabu, 18 November 2020 |17:40 WIB
Erick Thohir Ungkap Temuan Vaksin Sinovac sejak 1970, Bukan Hal Baru
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Kementerian BUMN)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah memastikan vaksin Covid-19 asal Sinovac untuk Indonesia terjamin aman. Selain memenuhi kaidah medis yang ditetapkan World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Sinovac juga merupakan vaksin temuan pada 1970-an lalu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, metode temuan vaksin Sinovac sudah dijalankan jauh sebelum virus Corona ditemukan di dunia, di mana metode tersebut sudah digunakan di tahun 1970-an.

Baca Juga: Erick Thohir Siapkan 160 Juta Vaksin Covid-19 Berbayar untuk 75 Juta Orang

"Kalau ditanya mengenai Covid-19 jenis penyakit baru? Setuju, tetapi metode temuan vaksin (Sinovac) yang sedang dijalankan itu, dan sekarang juga pemerintah ambil savety-nya, di mana ini temuan dari tahun 70-an, bukan sesuatu temuan yang baru. Ini sudah berjalan dari 70-an," ujar Erick dalam Konferensi pers secara virtual, Jakarta, Rabu (18/11/2020).

Karena itu, vaksin Covid-19 yang dipilih pemerintah adalah vaksin yang sesuai dengan list WHO. Di mana, kandidat vaksin Covid-19 Indonesia juga sudah menjalani uji klinis tahap I, II, dan III. Untuk sinovac uji klinis III di Indonesia melalui tangan PT Bio Farma (Persero).

Meski aman, pemerintah juga tetap berhati-hati. Erick bilang, seluruh proses yang dilakukan akan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

"Kita juga sangat berhati-hati, ini memastikan prosesnya ini berjalan dengan baik. Karena itu, satu untuk policy, apakah vaksin bantuan pemerintah atau mandiri, satu pintu yaitu di kementerian kesehatan sesuai dengan Inpres (Instruksi Presiden) bahwa yang menentukan jenis vaksin, jumlah dan lain-lain itu ada di Kemenkes," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Erick juga mengutarakan, ada kemungkinan pemerintah juga membuka kesempatan bagi jenis vaksin lain untuk digunakan di Indonesia. Termasuk, vaksin buatan perusahaan farmasi BioNTech-Jerman dan Pfizer-AS yang mengklaim khasiat vaksinnya 90%.

"Selama vaksin itu masuk dalam kategori WHO, tentu semua vaksin baik. Tetapi saat ini, dari Bapak Menteri Kesehatan memilih dua jenis vaksin ini, tentu kita mengikuti arahan dari Menkes. Karena itu, tadi 75 juta ini kita ingin memastikan dari produksi, distribusi, dan customer experience-nya bisa berjalan dengan baik," katanya.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kandidat vaksin pertama yang akan digunakan untuk vaksinasi mandiri adalah Sinovac.

Selain Sinovac, Indonesia juga menjadikan kandidat vaksin asal Amerika Serikat (AS) yaitu Novavax sebagai kandidat vaksin mandiri di Indonesia. Dosis yang ditargetkan dari Novavax sendiri sebanyak 30 juta dosis.

Pemerintah juga menyiapkan vaksin Merah Putih yang diproduksi di dalam negeri untuk menjadi kandidat vaksin yang digunakan dalam vaksinasi mandiri. Sebanyak 57,6 juta dosis ditargetkan akan dipenuhi vaksin merah putih lada kuartal ketiga 2021.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement