Harga minyak telah naik bulan ini (November) karena pengembangan vaksin COVID-19 meningkatkan harapan akan pemulihan ekonomi yang dapat meningkatkan permintaan bahan bakar.
"Jika kami sampai pada titik persetujuan vaksin darurat, itu akan mendukung, tetapi pasar memahami bahwa untuk beberapa minggu ke depan kami akan membutuhkan beberapa dukungan dari OPEC," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago seperti dilansir Antara, Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Sebuah jajak pendapat Reuters dari 40 ekonom dan analis memperkirakan Brent akan mencapai rata-rata USD49,35 per barel tahun depan, memperkirakan bahwa harga akan mengalami beberapa masalah dalam mempertahankan reli.
Permintaan telah pulih di Asia tetapi tidak di Eropa dan Amerika, memberikan OPEC+ dengan "pilihan yang menantang apakah akan menunda atau mengembalikan lebih banyak minyak," kata analis FXTM, Hussein Sayed.
Goldman Sachs mengatakan lonjakan musim dingin dalam kasus COVID-19 tidak akan mencegah penyeimbangan kembali pasar minyak sebagai akibat dari kemajuan vaksin. Lembaga itu memperkirakan Brent naik menjadi USD65 pada 2021.
(Dani Jumadil Akhir)