JAKARTA – Drama Korea Start Up akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Start Up memiliki alur cerita menarik yang membahas perkembangan dunia usaha saat ini. Tak heran jika drama ini menarik banyak perhatian orang.
CEO & Principal Consultant Zap Finance Prita Hapsari Gozhie membagikan pelajaran berharga untuk dunia nyata yang dia dapatkan setelah menonton drama Start-Up.
“Terlepas perdebatan #Jipyeong vs #Dosan yang aku sama sekali ga tertarik, ada beberapa poin yang bisa jadi pelajaran untuk dunia nyata. Setiap karakter pasti punya keunikan masing2. Dan kita sebagai penikmat pasti akan me-relate-kan diri dengan karakter yang paling dekat dengan keseharian,” tulis Prita Ghozie dikutip dari akun Instagramnya, Selasa (8/12/20).
Baca Juga: Tak Perlu Buru-Buru Kembangkan Bisnis, Bersabar Solusinya
1. Rise up & take the elevator
Prita mengatakan, karakter dalmi memiliki semangat kuat untuk maju, terlepas dari latar belakangnya. Perjalanan usaha dalmi juga tak selalu mulus. Ia sempat salah membaca kontrak yag berakibat perusahaannya harus bubar.

Namun, ada 3 hal yang berkontribusi besar atas keberhasilan karakter dalmi yaitu, memilih mentor yang tepat dan sesuai kebutuhan, open mind terhadap kritik, serta menemukan tim yang solid dan kompak.
Baca Juga: Siap WFH Selamanya? Hal-Hal Ini Perlu Dipikirkan
2. Follow your dream, not others
Karakter dosan muda digambarkan rendah diri. Padahal ia jenius, pandai, dan berada di lingkungan yang caring. Dosan kecil juga tumbuh dalam tekanan orang tua, bahkan ia harus menahan kebohongan yang terus menggerus kepercayaan dirinya.

Menurut Prita, yang dapat dipelajari dari sini adalah anak bukan pencetak mimpi orang tua. Biarkan tumbuh, berkembang, gagal, bangun lagi, hingga menemukan sinarnya. Setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Maka tugas orang tua hanyalah membimbingnya untuk mencapai mimpi mereka.
3. Don’t be afraid becoming an Alpha Female
Bagi Prita, karakter In Jae digambarkan seperti female hero. Dengan screentime terbatas, karakter ini terlampau kuat untuk dilupakan. Semua hal yang dimilikinya sampai menjadi sukses bukanlah keberuntungan. Dia paham pasar, penuh perhitungan, bijak dan memiliki kematangan emosi yang luar biasa.
4. Good deeds always pays the best interest
Karakter Nenek alias Haelmoni membuktikan bahwa perbuatan baik sekecil apapun dapat menciptakan satu generasi penuh dengan orang baik. Figur ini penuh afeksi dan menjadi dambaan banyak anak.
“Hatiku meleleh setiap melihat tangan nenek memegang wajah anak-anak muda itu dengan penuh rasa sayang,” tulis @pritaghozie.
5. Always say the powerful trios: Please, Sorry & Thank You
Satu hal yang Prita cermati, karakter Dalmi sering mengucapkan terima kasih atas pertolongan Mr. Han. Bahkan ketika rekan kerjanya mengatakan bahwa itu sudah menjadi tugas mentor untuk memberikan arahan bagi startup yang dibina.
Karena menurut Prita, dalam hidup, mengucapkan terima kasih saat menerima sesuatu dari orang lain meski pun itu adalah pekerjaannya adalah hal yang very noble. Begitupun dengan mengucapkan please saat minta tolong dan sorry saat menyadari telah menyakiti atau melakukan kesalahan.
6. From time to time, it’d be wonderful to sail off without a map….jika,
berbicara soal hidup tak melulu harus direncanakan hingga detil. Terkadang ada kalannya tak apa membiarkan semua berjalan begitu saja.
“Namun, jika berbicara dalam berbisnis atau finansial, opiniku berlayar tanpa peta atau panduan itu identik mengambil risiko yang berlebih-lebihan alias maysir. Kita harus punya plan untuk memastikan usaha yang dikeluarkan adalah yang terbaik. Strategi dan usaha terbaik harus tetap dijunjung, pengalaman kebehrhasilan serta kegagalan di masa lalu menjadi panduan,” tulis @pritaghozie.
7. Don’t be too hard on yourself & others
Tumbuh sebagai anak sebatang kara di panti asuhan dan dipaksa mandiri sebelum waktunya membuat Ji Pyeong menjadi pribadi yang keras. Di awal cerita dia digambarkan sebagai remaja yang penuh curiga dan berpikir tidak mungkin ada orang baik yang mengulurkan pertolongan. Untungnya, dia bertemu dengan Haelmoni yang berhasil membuat hati kerasnya menjadi lunak.
“Percaya atau tidak, ucapan adalah doa. Good Boy….itulah doa yang disematkan oleh Nenek kepada Ji Pyeong,” tulis @pritaghozie.
8. A real good boy never expect anything in return
Prita menuliskan, karakter Ji Pyeong sebagai mentor memberikan opini terbaik tanpa tergoda dengan profesionalisme vs personal. Sebagai laki-laki, dia sebenarnya menunjukkan banyak love language, meskipun akhirnya penulis tetap tidak menjodohkannya dengan dalmi. Ditutup dengan menjadi the real good boy saat ia menginvestasikan 100 juta won dan mendonasikan 300 juta won (setara Rp4,9 miliar) untuk sebuah startup yang bermisi membantu anak-anak yatim piatu saat memulai hidup selepas dari panti.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)