Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perang Dagang, Australia Resmi Adukan China ke WTO

   Perang Dagang, Australia Resmi Adukan China ke WTO
Perang Dagang China-Australia (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Australia melaporkan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai tarif tinggi yang diberlakukan China terhadap ekspor jelainya.

Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengakui bahwa pengaduan ke WTO tidak sempurna dan perlu waktu lebih lama daripada idealnya sewaktu mengumumkan langkah tersebut hari Rabu di Canberra.

"Tetapi ini merupakan jalur yang tepat untuk diambil Australia sekarang ini," katanya seperti dilansir VOA Indonesia, Jakarta, Kamis (17/12/2020).

Baca Juga: Babak Baru Perang Dagang Australia vs China, Impor Batu Bara Disetop 

Beijing menetapkan tarif antidumping dan antisubsidi 80,5% terhadap jelai Australia pada Mei lalu, setelah mengklaim bahwa pertanian jelai mendapat subsidi besar dari pemerintah Australia.

Tarif ini diperkirakan akan merugikan petani Australia lebih dari USD300 juta per tahun.

Baca Juga: Harga Minyak Terus Naik, dari Minus Kini Tembus USD51/Barel 

Birmingham mengatakan alasan China bagi pungutan tarif yang tinggi itu “kurang mendasar” dan “tidak didukung oleh fakta dan bukti.”

Keputusan Australia untuk meminta penyelesaian dari WTO itu muncul sehari setelah PM Scott Morrison memperingatkan bahwa negara itu akan melaporkan China mengenai informasi dari media pemerintah bahwa pembangkit listrik China telah mendapat izin resmi untuk mengimpor batu bara dari negara-negara lain tanpa restriksi, kecuali dari Australia.

Sengketa mengenai ekspor jelai dan batubara Australia ke China merupakan babak baru dalam sengketa diplomatik dan perdagangan yang semakin sengit antara Beijing dan Canberra. Ini diawali ketika Canberra melarang perusahaan teknologi raksasa China, Huawei, membangun jaringan baru broadband 5G-nya, dan diperburuk oleh desakan Australia bagi penyelidikan independen mengenai asal mula pandemi Covid-19, yang pertama-tama dideteksi lebih dari setahun silam di China Tengah.

Selain menetapkan tarif tinggi terhadap jelai, China juga menangguhkan impor daging sapi Australia dan membuka dua penyelidikan terhadap sektor impor minuman anggur Australia yang nilai penjualannya melebihi USD790 juta pada tahun lalu. Beijing juta menyarankan warganya dan para mahasiswa untuk mempertimbangkan kembali Australia sebagai tujuan wisata dan pendidikan, dengan menyebut alasan diskriminasi rasial di sana.

China adalah mitra dagang terbesar Australia, dengan nilai perdagangan bilateral tahun lalu mencapai USD170 miliar

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement