JAKARTA - Semarak memasuki Tahun Baru China atau Imlek sudah mulai terasa. Salah satunya di sentra pembuatan kue keranjang, di Medan, Sumatera Utara. Di sentra produksi kue keranjang yang bertahan sejak 1965 ini, permintaan kue khas Imlek itu masih tinggi meski di tengah pandemi covid-19.
Baca Juga: Tak Bisa Cuan saat Imlek, Pengrajin Kue Keranjang Berhenti Produksi Selama Pandemi
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya tiap kali menjelang perayaan Imlek, sentra produksi kue keranjang di Jalan Merbau, kota Medan ini mulai sibuk. Dalam sehari, rumah produksi ini bisa mencetak ribuan kue keranjang dari paling sedikit 250 kilogram adonan.
Kue keranjang atau dalam bahasa hokkien disebut tie koe. Panganan ini terbuat dari tepung pulut dan gula. Bisa disebut dodol khas China, berbentuk bulat serta bercita rasa manis dan lembut.
Baca Juga: Ini Dalamnya Makna Kue Keranjang, Cocok Diberikan kepada Kerabat dan Orang Spesial
Kue keranjang yang disajikan pada perayaan Imlek biasanya berukuran kecil. Ada juga yang berukuran besar, sampai seberat 2 kilogram dan biasa digunakan pada saat sembahyang di vihara.
Bagi masyarakat Etnis Tionghoa, panganan ini wajib ada di tiap malam perayaan Imlek. Sebab, malam Imlek berarti malam kebersamaan. Di malam itu, segala menu santapan disajikan, salah satu yang wajib adalah kue bakul atau kue keranjang.