"Hal tersebut terindikasi dari penurunan defisit transaksi berjalan pada FY20 yang diperkirakan sekitar -0,42% terhadap PDB, dan kondisi rendahnya defisit transaksi berjalan diperkirakan masih akan berlanjut hingga 1Q21 ini," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: BI Sudah Turunkan Suku Bunga Acuan 4 Kali di 2020, Kapan Saja?
Faktor inflasi yang rendah serta keseimbangan eksternal yang tetap terjaga ini mengindikasikan bahwa kinerja perekonomian belum pulih secara signifikan terindikasi dari pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2020 yang masih mencatatkan pertumbuhan yang negatif.
"Dengan penurunan suku bunga acuan BI tersebut juga merupakan langkah lanjutan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional," tandasnya.
(Fakhri Rezy)