JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak pemerintah Jepang bekerjasama di bidang teknologi perikanan. Di antaranya dalam hal budidaya tuna, sidat, dan abalone yang saat ini sedang dikembangkan oleh KKP dan juga sejumlah pembudidaya di Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, kerja sama ini akan memberi keuntungan bagi kedua negara. Produksi perikanan Indonesia akan meningkat sementara Jepang membutuhkan ikan dari Indonesia untuk mendukung industri perikanan dan bisnis kuliner di sana.
Berdasarkan catatan KKP, Jepang merupakan salah satu pasar terbesar produk perikanan Indonesia, khususnya untuk komoditas tuna dan sidat.
"Jepang - Indonesia punya kesamaan sebagai negara bahari. Indonesia memiliki potensi perikanan yang besar, sedangkan Jepang punya keunggulan dari sisi teknologi yang bisa kita kerjasamakan," ujar Menteri Trenggono saat bertemu Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2021).
Baca Juga: Target Ekspor Laut Tahun Depan Naik, Intip Produk-Produk Andalannya
Kerja sama teknologi untuk penguatan budidaya tuna, sidat maupun abalone ini juga dalam rangka menjaga komoditas tersebut dari kepunahan. Sebab populasi di alam menjadi terjaga, sedangkan aktivitas usaha berbasis tiga komoditas itu dapat berjalan berkesinambungan.
Langkah tersebut tentunya sejalan dengan prinsip ekonomi biru yang selama ini digaungkan oleh berbagai negara di dunia. Dengan prinsip ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan tidak menghambat melainkan mendukung keberlanjutan ekosistem dan sumber daya kelautan dan perikanan.