Head of Investor Relations Sampoerna Agro, Michael Kesuma mengatakan, alokasi capex 2021 sama dengan anggaran tahun lalu. Sebanyak 60%-70% capex akan disalurkan untuk kegiatan aset perkebunan, pemeliharaan, replanting, serta penanaman baru. Sementara 40% bakal diserap untuk aset tetap meliputi bangunan, pabrik, mesin, dan infrastruktur pendukung. “Strategi kami tahun ini adalah memastikan operasional berjalan mulus dengan protokol kesehatan Covid-19, karena sekarang kita diliputi ketidakpastian dan ekonomi global juga sedang lamban,” jelas dia.
Menurut Michael, perseroan menerapkan strategi yang selektif dalam penggunaan capex tahun ini karena pandemi masih berlangsung. Perseroan berencana lebih agresif menggelar ekspansi apabila pandemi telah mereda. Adapun PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat A- untuk obligasi berkelanjutan I dan A-sy untuk sukuk ijarah berkelanjutan I pada Desember 2020. Prospek perusahaan adalah stabil. Penerbit obligasi dengan peringkat tersebut memiliki kapabilitas yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.
Berdasarkan penilaian Pefindo, peringkat yang diberikan mencerminkan profil perkebunan kelapa sawit Sampoerna Agro yang menguntungkan, operasi hulu yang terintegrasi secara vertikal, dan pemintaan minyak sawit mentah di pasar domestik yang stabil. Peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan perusahaan yang highly leverage, proteksi arus kas yang lemah, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas global dan cuaca yang kurang mendukung.
Peringkat Sampoerna Agro bisa dinaikkan apabila mampu mencapai pertumbuhan produktivitas yang berkelanjutan, memperluas area kebun, atau meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini juga harus dibarengi dengan perbaikan struktur permodalan dan proteksi terhadap arus kas.
(Fakhri Rezy)