JAKARTA - PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) berencana membayar utang sebesar Rp1,5 triliun, setelah mendapat dana segar Rp3,985 triliun hasil penjualan 3.000 menara telekomunikasi.
Perseroan mengungkapkan, dengan pelunasan utang itu maka kewajiban perseroan menjadi Rp3,08 triliun dan rasio utang terhadap ekuitas membaik menjadi 0,49% dari 0,69%. Perseroan menjelaskan, penjualan aset tersebut akan mendongkrak laba ditahan menjadi Rp1,49 triliun dari Rp226,82 miliar.
Dampak lainnya, laba bersih tahun berjalan menjadi Rp201,56 miliar dari Rp86,26 miliar. Demikian dikutip dari Harian Neraca, Rabu (31/3/2021).
Baca Juga: Banjir Sentimen Negatif Bikin IHSG Anjlok, Cek Saham Ini
Selain itu, margin laba bersih akan meningkat dari 10,3% menjadi 24,2% dan rasio imbal hasil atas aset (Return on Asset) meningkat dari 0,82% menjadi 2,14% untuk periode yang sama. Sementara itu, sisa hasil penjualan menara sebesar Rp2,7 triliun akan dipergunakan untuk mendukung pengembangan usaha perseroan.
Untuk itu, perseroan akan meminta persetujuan rencana penjualan aset setara 64% dibanding ekuitas perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 30 Maret 2021. Dalam perjanjian jual beli bersyarat itu, perseroan juga diwajibkan mendapatkan restu dari 2.611 pemilik tanah. Perseroan juga wajib mendapat restu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) karena sebanyak 2.765 menara itu dijaminkan.
Baca Juga: Mahaka Radio Integra Bikin Usaha Patungan Garap Digital Media
Selain itu, perseroan juga harus mendapat restu dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (:BRIS), karena sebanyak 154 menara dijaminkan.
Sebagai informasi, tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1 triliun. Manajemen perseroan menyampaikan bahwa sumber pendanaan capex tersebut berasal dari internal dan eksternal perseroan, seperti pinjaman bank. Belanja modal tersebut rencananya akan dialokasikan untuk mendukung pembangunan dan pembelian menara telekomunikasi serta fiber optic (FO).