Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Digitalisasi Perbankan, BI Awasi Pemain Baru

Aditya Pratama , Jurnalis-Rabu, 31 Maret 2021 |13:52 WIB
Digitalisasi Perbankan, BI Awasi Pemain Baru
Ekonomi Digital (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Digitalisasi turut memberikan dampak bagi aktivitas perekonomian. Bank Indonesia (BI) menilai digitalisasi dalam ekonomi perlu dioptimalkan dan menimalisir risiko yang ada.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta mengatakan, Bank Indonesia akan meminimalkan risiko dan ekses negatif yang terkait dengan digitalisasi ekonomi nasional.

Baca juga: BRI Dorong Kolaborasi Antarlembaga Demi Tingkatkan Keamanan Transaksi Digital di Indonesia

"Kami di bank sentral juga melihat bahwa kami memiliki tantangan bagaimana kami mencari titik keseimbangan antara upaya mengoptimalkan peluang yang diusung oleh inovasi digital tetapi juga mengupayakan memitigasi kan risiko," ujar Filianingsih dalam forum diskusi virtual, Rabu (31/3/2021).

Dia menambahkan, dengan adanya digitalisasi, Bank Indonesia perlu bergerak secara selaras dengan upaya menjaga stabilitas moneter, menjaga stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran. Tidak hanya itu, dia menyebut industri juga perlu melakukan perubahan.

 Baca juga: Terapkan Satu Data Indonesia, Penyaluran Bansos Bisa Tepat Sasaran?

"Bagi industri sendiri kita lihat perlu juga untuk melakukan transformasi digital secara end-to-end supaya bisa mampu untuk menjaga daya saingnya, jadi ga bisa di comfort zone harus melakukan transformasi," kata dia.

Filianingsih menyampaikan, digitalisasi telah melahirkan pola baru dalam aktivitas ekonomi, yang mana hal ini ditandai dengan munculnya tiga hal baru, pertama adalah teknologi baru, Mengenai teknologi baru atau disebut sebagai teknologi digital telah hadir di setiap sendi kehidupan dan hampir seluruh aktivitas baik individu maupun korporasi juga terpapar dengan inovasi digital ini. Teknologi baru pertumbuhannya pun eksponensial saat ini.

Kedua, model bisnis baru, dimana saat ini telah banyak lahir model bisnis baru yang sangat inovatif. Dia menyebut, teknologi digital memungkinkan terjadinya model bisnis yang baik yang bundling maupun unbundling. Di era saat ini juga penting untuk berkolaborasi model bisnis antara berbagai pelaku salah satunya di sistem pembayaran

Terakhir yaitu pemain baru, dimana dengan merebaknya teknologi digital memungkinkan banyaknya pemain baru khususnya non bank. Hal ini terlihat terutama pada retail payment, dimana peran non bank semakin menguat sekaligus mengubah struktur dan tatanan sektor keuangan.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement