Menurut Arsjad, pariwisata Bali harus diselamatkan, sebab sumber pendapatan utama Provinsi Bali berasal dari pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebelum pandemi, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali mencapai 6,5 juta orang dan wisatawan domestik 10,5 juta orang.
“Faktor-faktor ini harus menjadi pertimbangan untuk menghidupkan kembali pariwisata Bali," jelas Arsjad.
Di sisi lain, Arsjad juga mengapresiasi kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk menyalurkan modal kerja ke sektor-sektor terdampak pandemi, seperti pariwisata, perhotelan, dan restoran.
“Saya optimistis kebijakan OJK beserta stimulus pemerintah dan Bank Indonesia akan membuat stabilitas sistem keuangan nasional tetap terjaga baik,” katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)