JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menetapkan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ditahan di level 3,50%. Hal tersebut diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-21 April 2021 yang lalu.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, selain BI7DRR tetap, suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility tetap yang besarannya masing-masing sebesar 2,75% dan 4,25%.
Berkaitan dengan isu BI rate tersebut, Okezone merangkum beberapa fakta menariknya, Sabtu (24/4/2021).
1. Keputusan untuk Menjaga Stabilitas Rupiah
Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, penjagaan Rupiah tersebut dari meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Walaupun di tengah prakiraan inflasi yang tetap rendah.
Baca Juga:Â BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5%
"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah," ujar Perry, Jakarta, Selasa (20/4/2021).
2. Strategi BI Pemulihan Ekonomi Nasional
Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, Bank Indonesia lebih mengoptimalkan kebijakan makroprudensial akomodatif dan akselerasi pendalaman pasar uang.
"Selain itu juga optimalkan dukungan kebijakan internasional, serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran," ujar Perry.
3. Alasan BI Tahan Suku Bunga di 3,5%
Ekonom Josua Pardede mengatakan, diperkirakan hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat inflasi di Indonesia pada Maret sebesar 1,37% yoy, yang secara relatif masih di bawah target BI sebesar 3±1%.
"Namun demikian, BI juga tidak akan menurunkan suku bunganya sejalan dengan masih depresiasi Rupiah yang secara year-to-date, melemah hingga 3,7%," kata Josua, di Jakarta, Selasa (20/4/2021).
Baca Juga:Â BI Diprediksi Masih Tahan Suku Bunga di 3,5%
Kenaikan impor pada Maret 2021 memberikan sinyal bahwa ke depannya transaksi berjalan akan kembali mencatatkan defisit sejalan dengan pemulihan ekonomi, yang mendorong permintaan impor. Dengan begitu BI diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya pada RDG bulan ini.
4. Suku Bunga Acuan, Perbankan Turunkan SBDK
Penurunan suku bunga acuan BI7DRR sejak 2020 membuat rendahnya suku bunga PUAB overnight sekitar 2,79% selama Maret 2021. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, perbankan telah merespons dengan melakukan penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) per Februari 2021 sebesar 171 bps (yoy).
"Penurunan SBDK tersebut terutama terjadi pada kelompok bank BUMN yang turun sebesar 266 bps (yoy) menjadi sebesar 8,70%, lebih besar dibandingkan penurunan SBDK kelompok bank lainnya," ujarnya, Jakarta, Selasa (20/4/2021).
Penurunan SBDK yang terjadi pada jenis kredit Konsumsi KPR, Konsumsi Non KPR, Korporasi dan Ritel masing-masing adalah sebesar 194 bps, 193 bps, 139 bps dan 136 bps (yoy) menjadi 8,19%, 9,25%, 8,26% dan 8,84%.
Follow Berita Okezone di Google News