Senada, Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan, Subholding Sarana Infrastruktur memiliki pondasi yang kuat secara finansial. Penggabungan empat perusahaan tersebut memiliki pendapatan Rp3,4 triliun dan nilai EBITDA sebesar Rp1 triliun pada tahun 2020 dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia.
“Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan hinana infrastruktur diproyeksikan meningkat mencapai Rp 2,2 triliun pada 2025, “ ujarnya.
Sementara itu. Direktur Utama PT Krakatau Sarana Infrastruktur Priyo Budianto tentu saja bangga dan menyambut baik pembentukan subholding ini. Priyo berharap dengan sigga Rp7,8 triliun di lima tahun mendatang, Sementara itu, EBITDA subholding sarnergi ini pencapaian target yang diproyeksikan dalam kurun waktu lima tahun mendatang bisa tercapai dengan baik sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Menteri BUMN dan juga Direktur Utama Krakatau Steel.
“Pembentukan subholding KSI merupakan tantangan dan menjadi semangat baru bagi kami untuk lebih memberikan kontribusi positif bagi pembangunan industri di Indonesia dan saya yakin semua target yang direncanakan dapat tercapai sesuai arahan dan harapan Bapak Menteri BUMN dan juga Bapak Silmy Karim,” pungkas Priyo di sela-sela peresmian PT KSI.
(Feby Novalius)