Menurutnya, perseroan akan melihat dari sisi digital dan sisi pasar anak muda yang sangat berkembang saat ini. Rights issue sendiri, ungkap Adrian akan dilakukan sesuai dengan keperluan permodalan perseroan. Pelaksanaan penambahan modal direncanakan tidak lebih dari 12 bulan terhitung sejak tanggal persetujuan RUPSLB perseroan.
“Kita memang fokusnya pengembangan digital, jadi proyeksi dananya kapan pokoknya dalam waktu maksimal 12 bulan dari RUPS yang dilakukan,” ujar Adrian.
Adrian mengatakan, bagi pemegang saham ABBA yang tidak menggunakan haknya untuk memesan saham baru dalam aksi ini, sahamnya akan terdilusi sebanyak-banyaknya sebesar 30,34%. Sebagai informasi, emiten media ini membidik pendapatan tahun ini sebesar Rp195 miliar atau tumbuh 22,64% dibandingkan raihan pada tahun lalu yang sebesar Rp159 miliar. Dengan capaian itu, ABBA mengejar EBITDA sebesar Rp5 miliar dan dapat menekan kerugian menjadi tinggal Rp8 miliar.
Lalu di semester pertama tahun ini, perseroan memastikan kinerja keuangan masih belum berbeda signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pandemi covid-19 masih menjadi tantangan, khususnya bagi unit cetak Republika Group, TV lokal, serta penyelenggaraan event. Asal tahu saja, kinerja ABBA ditopang oleh empat segmen bisnis yang dijalankan oleh anak usahanya. Yakni segmen broadcasting, printing & publishing, digital content provider, dan marketing agency service-venue property.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)