JAKARTA - Neraca dagang Indonesia dengan Australia tercatat defisit sebesar USD3,1 miliar pada periode Januari hingga Juli 2021.
Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi menyebut, salah satu alasannya adalah impor Indonesia dari Australia yang menjadi suatu kebutuhan bagi industri.
"Impor kita dari Australia penting bagi industri Indonesia, ini bagian dari bahan baku yang bisa mengembangkan industri kita," ungkap Mendag Luthfi saat menggelar konferensi pers bersama Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan secara virtual, Rabu (29/9/2021).
Baca Juga:Â 5 Fakta Neraca Perdagangan Surplus, Ekspor Cetak Sejarah Tertinggi sejak 2011
Beberapa impor Indonesia dari Australia antara lain sapi, daging, dan batu bara. Impor tersebut diyakini akan memberikan nilai tambah bagi produk Indonesia.
Mendag Luthfi menambahkan bahwa keuntungan skema Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) tidak hanya terkait pada perdagangan barang dan jasa. Tetapi adanya pandemi Covid-19, perjanjian dagang IA-CEPA yang telah berlaku sejak Juli 2020 lalu membuat kedua negara ikut tertekan.
"Tidak dipungkiri Covid-19 menjadi masalah terbesar saat ini, diharapkan setelah Covid-19, setelah terbukanya perbatasan kedua negara, saya berharap secepatnya kita dapat mengembalikan perdagangan dan meningkatkan," ujar Mendag Luthfi.