Sementara itu, Kementerian BUMN sebagai pemegang saham menargetkan terminal peti kemas milik Pelindo Group masuk dalam 8 terminal terbesar di dunia. Sebagai operator utama sejumlah pelabuhan di Indonesia, keberadaan empat perseroan dalam satu holding baru, juga dinilai mampu menghadirkan layanan yang terintegrasi dan terstandarisasi.
Di mana, layanan di satu pelabuhan akan sama dengan pelabuhan lainnya. Bahkan, merger Pelindo duoandang bisa membuat kualitas layanan logistik di Tanah Air semakin meningkat. Keberadaan holding pun mampu menekan biaya logistik yang saat ini tercatat masih berada di level 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka itu berbeda dengan Malaysia yang hanya mencapai 13 persen dari PDB negara setempat. Besarnya biaya logistik ini sangat berpengaruh pada indeks kemudahan berusaha yang selama ini menjadi perhatian calon investor untuk berinvestasi di sebuah negara.
(Dani Jumadil Akhir)