JAKARTA - Bawang merah merupakan salah satu bumbu dapur yang penting bagi masakan Indonesia. Sayangnya, harga komoditas ini tak jarang naik sehingga masyarakat kesulitan untuk membelinya.
Namun, tanaman yang mampu meredakan batuk, masuk angin, demam, hingga hipertensi ini rupanya dapat juga ditanam sendiri. Dikutip dari buku Ragam & Khasiat Tanaman Obat karya Hieronymus Budi Santoso pada Jumat (15/10/2021), berikut langkah-langkah untuk menanam bawang merah.
Baca Juga: Tak Cepat Busuk, Teknologi Ini Bisa Simpan Bawang Merah hingga 6 Bulan
1. Kriteria Lahan
Pekarangan yang berada di dataran rendah (30 m di atas permukaan laut) akan cocok untuk menanam bawang. Selain itu, pekarangan juga harus memiliki suhu udara 25-32 derajat celcius, kelembapan sedang, setra mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Baca Juga: Cara Budidaya Bawang Merah, Yuk Simak Tipsnya
2. Penyiapan Tanah
Perakaran bawang merah idealnya 15 cm dari permukaan tanah. Oleh karena itu, lahan yang akan digunakan hendaknya dicangkul terlebih dahulu sedalam 15-30 cm. Setelah itu, buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan tinggi 40-50 cm.
Untuk irigasi, buat parit di antara bedengan selebar 40 cm. Untuk hasil yang maksimal, beri pupuk kandang untuk tanah seminggu sebelum penanaman. Penting juga untuk menyirami tanah dengan air sehari sebelum penanaman agar tidak terlalu basah.
3. Penyiapan Bibit
Bibit untuk menanam bawang merah tak bisa sembarangan. Umbi bawang merah harus disimpan selama 2-3 bulan dengan berat 2,5-7,5 gram per butir. Untuk mendapatkan berat itu, cukup potong sepertiga ujung atas umbi. Selain itu umbi juga harus dalam keadaan sehat dan tidak cacat/luka.
4. Penanaman
Untuk menanam bawang merah siapkan lubang area tanam sedalam 2-3 cm dengan jarak tanam 15x15 cm. Ujung umbi yang telah dipotong diletakkan dengan posisi tegak dan sedikit ditekan ke bawah. Setelah itu, tutup dengan lapisan tanah yang tipis.
Bawang merah baru bisa dipanen 60-70 hari kemudian. Ciri bawang merah yang siap panen adalah daunnya mulai menguning, 75-85% batang tampak lemas, serta sebagian besar umbinya telah timbul ke permukaan tanah.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)