Harga Brent telah melonjak lebih dari 60% pada tahun 2021. Brent mencapai level tertinggi tiga tahun di USD86,70 minggu lalu karena permintaan global telah pulih dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+, lambat untuk melepas rekor pemotongan produksi.
Negara-negara konsumen telah menekan OPEC+ untuk berbuat lebih banyak guna mendinginkan pasar. Tetapi pada pertemuan Kamis (4/11/2021), aliansi tersebut diperkirakan akan tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi bulanan secara bertahap sebesar 400.000 barel per hari.
Harga minyak mendapat dukungan dari survei Reuters pada Senin (1/11/2021) yang menemukan bahwa peningkatan produksi OPEC pada Oktober melampaui kenaikan yang direncanakan karena pemadaman paksa di beberapa produsen.
"Kami mengantisipasi perdagangan yang relatif netral akan berlanjut sampai kami memiliki definisi lebih lanjut dari OPEC tentang rencana produksi Desember," Anthony Headrick, analis pasar energi di pialang komoditas CHS Hedging di St. Paul, Minnesota, mengatakan.
Sebagai tanda bahwa harga tinggi mendorong lebih banyak pasokan di tempat lain, BP mengatakan pada Selasa (2/11/2021) bahwa pihaknya akan meningkatkan investasi di bisnis minyak dan gas serpih AS menjadi USD1,5 miliar pada tahun 2022 dari USD1 miliar tahun ini.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)