Sementara itu, jelas dia, pihaknya tengah akan menyelesaikan perjanjian pinjaman sindikasi perbankan senilai Rp5,5 triliun dan diharapkan penandatanganan perjanjian pada Juni 2022. Jika aksi korporasi itu berjalan lancar, liabilitas perseroan pada tahun 2022 akan meningkat menjadi Rp11,56 triliun atau meningkat 114%. Sedangkan ekuitas akan meningkat 64% menjadi Rp17,4 triliun.
Selain itu, emiten pengelola jalan tol ini juga memproyeksikan pendapatan di tahun 2022 bisa mencapai Rp8,1 triliun. Sementara laba bersih bisa mencapai Rp649 miliar. Proyeksi tersebut diyakini dapat tercapai lantaran beberapa proyek-proyek yang digarap akan segera rampung di 2022. Di samping itu, EBITDA juga ditargetkan bisa mencapai Rp1,3 triliun di 2022.
Adapun perseroan juga menargetkan volume kendaraan di 2022 bisa naik terutama lalu lintas harian rata-rata (LHR) ruas tol dalam kota (JIUT) bisa mencapai 477.526 kendaraan, kemudian Tol Waru Juanda Tol bisa mencapai 40,329 kendaraan serta tol Soroja sebanyak 34.533 kendaraan. Adapun volume kendaraan dari tol Desari juga bisa naik menjadi sebanyak 63.747 di sepanjang tahun 2022.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)