Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Minyak Naik 2%, Berikut 3 Faktor Pendorongnya

Antara , Jurnalis-Jum'at, 17 Desember 2021 |07:19 WIB
Harga Minyak Naik 2%, Berikut 3 Faktor Pendorongnya
Harga Minyak Mentah Naik. (Foto: Okezone.com/SKK Migas)
A
A
A

NEW YORK - Harga minyak naik hingga 2% pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Harga minyak menguat didukung rekor permintaan AS, penurunan stok minyak mentah, dan prospek ekonomi dari Federal Reserve.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari terangkat USD1,14 atau 1,5% menjadi USD75,02 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari melonjak USD1,51 atau 2,1% menjadi USD72,38 per barel.

Minyak mentah dan aset-aset berisiko lainnya seperti ekuitas juga mendapat dorongan setelah The Fed memberikan prospek ekonomi yang optimis, mengangkat semangat investor bahkan ketika bank sentral AS menandai berakhirnya stimulus moneter yang telah lama ditunggu-tunggu.

Baca Juga: Harga Minyak Meroket 5% Sikapi Kebijakan Arab Saudi

"Pasar takut dengan apa yang akan dilakukan The Fed, dan sekarang setelah melihat ke belakang dan kami tahu apa yang kami hadapi, pasar sedang reli," kata Analis Senior Kelompok Harga Berjangka, Phil Flynn, dikutip dari Antara, Jumat (17/12/2021).

Permintaan telah meningkat pada 2021 setelah keruntuhan tahun lalu. Pada Rabu (15/12/2021), Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan produk yang dipasok oleh kilang-kilang, proksi untuk permintaan, melonjak dalam minggu terakhir menjadi 23,2 juta barel per hari (bph).

"Angka-angka ini menunjukkan latar belakang ekonomi yang sehat," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

Baca Juga: Stok Minyak Turun 4,6 Juta Barel, Harga Brent dan WTI Naik 0,2%

"Meskipun pengumuman Fed memicu lonjakan harga minyak dan ekuitas, penarikan dukungan ekonomi bersama dengan krisis Omicron adalah dua hambatan utama yang dihadapi pasar minyak saat ini," tambahnya.

Memberikan dukungan harga lebih lanjut, EIA juga melaporkan bahwa stok minyak mentah AS turun 4,6 juta barel, lebih besar dari perkiraan para analis.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement