Rekomendasi Fesyen dan Aksesoris Keren dari Sri Mulyani
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani merekomendasikan deretan usaha fesyen dan aksesori karya anak bangsa di Bandung. Pasalnya, 56% kegiatan ekonomi daerah itu memang terdiri atas fesyen desain grafis, media digital, dan desain lainnya.
Dikutip dari akun Instagram Menkeu, dirinya tampak memakai jaket dan aksesori dari usaha-usaha yang didatanginya. "Ada yang suka produk fesyen dan aksesoris kreatif dengan desain unik seperti yang saya pakai?" tulisnya pada keterangan unggahan, Minggu (19/12/2021).
Baca Juga: Fakta-Fakta Sri Mulyani 'Sang Juru Selamat' Ekonomi RI dari Krisis
Salah satu yang direkomendasikan Sri, yakni usaha yang terdapat di Jalan Dipati Ukur 33, Bandung. Menurutnya, orang-orang di balik usaha ini justru melahirkan gagasan dan tumbuh di tengah pandemi.
Sri Mulyani sendiri mengenakan jaket karya Rawtyperiot milik Deckysastra. Kemudian, dia merekomendasikan Faith Industries yang menghasilkan kaos, jaket, dan berbagai fesyen bertema anime Jepang hingga Play Me Something yang memproduksi fesyen dan pernak-pernik wanita.
Bagi Menkeu, Anna yang merupakan pemilik bisnis clothing Nian Beria, bahkan tak hanya berbisnis. Ia juga peduli tentang isu sosial dan lingkungan sehingga menyisihkan hasil penjualannya untuk gerakan penanaman pohon.
Baca Juga: Gaji Karyawan Dipotong Pajak tapi Tak Disetor, Sri Mulyani: Jahat, Itu Hak Negara!
"Dan ini luar biasa," lanjutnya dalam keterangan.
Usaha lain yang direkomendasikan Sri Mulyani di DIpati Ukur 33 adalah Union Well yang digagas Vokalis Naif, David Bayu dan Yudi. Menurutnya, desain apperal yang digunakan sangat kreatif dan bernuansa klasik nan vintage.
Usaha ini telah tembus pasar Amerika Serikat dengan menemukan komunitas penikmat style yang sama dan cerdik mencari cara untuk memasukkan ciri khas dalam negeri tanpa tampak norak.
"Di Dipati Ukur 33, masih banyak lagi para entrepreneur muda berbakat dari Bandung berkumpul, berkreasi sekaligus berbisnis. Apapun pilihan penampilanmu, ayo kita utamakan menggunakan produk karya anak bangsa!" tutup Menkeu.
(Taufik Fajar)
