JAKARTA - Pengembangan usaha teknologi Metaverse juga dilakukan sejumlah perusahaan teknologi. Meski demikian, perusahaan tersebut tak mengumbar seperti layaknya Facebook.
President Microsoft Brad Smith mengungkapkan untuk membangun Metavers pihaknya membutuhkan kolaborasi dan interoperabilitas untuk pengembangan. Sehingga, Metaverse membutuhkan banyak hal yang perlu dikerjakan.
"Saya pikir (metaverse) akan jadi sangat besar, dan cukup penting. Kami harus memastikan itu melindungi privasi, keamanan digital dan melindungi dari disinformasi, manipulasi. Banyak yang harus kami kerjakan," kata Smith, dilansir dari Reuters, Rabu (29/12/2021).Â
Baca Juga:Â Facebook Catatkan Kenaikan Jumlah Pengguna Selama Lockdown
Meski demikian, Smith menegaskan pada akhirnya kemajuan teknologi tak terbendung dan beberapa raksasa teknologi seperti Microsoft, Google, dan Apple akan mengembangan versi metaversenya sendiri.
"Semua orang akan memasuki ini," ujar Smith.
Dilain sisi Microsoft sendiri bekerjasama dengan Bloomberg TV mengembangkan Metaverse versinya tersendiri, salah satunya program konferensi video Teams yang popular.
Perangkat lunak kolaboratif Teams sebagai avatar virtual di ruang kerja fantasi yang menjadikan program ini selangkah lebih maju dibandingkan Facebook.
Baca Juga:Â Mengenal Shinta VR, Metaverse Asal Indonesia
“Microsoft menawarkan kepada pengguna opsi untuk mewakili diri mereka sendiri melalui avatar digital dan berkumpul di ruang kerja virtual,” kata CEO perusahaan Satya Nadella kepada Bloomberg TV pada Selasa ketika fitur-fitur baru sedang ditampilkan pada acara Ignite perusahaan.
Selain konferensi video belaka, belakangan microsoft menambahkan dunia augmented reality (realitas tambahan). Dengan demikian, perangkat lunak mampu membagi file Microsoft Office, seperti presentasi PowerPoint dan lembar lajur Excel, memperjelas bahwa pesaing Facebook dioptimalkan untuk bekerja daripada bermain.
Metaverse Microsoft yang didasarkan perangkat lunak Mesh ini diluncurkan pada November 2021 lalu. Perangkat ini memungkinkan realitas tertambah dan realitas virtual di seluruh platform Google, termasuk tidak terbatas pada HoloLens milik Microsoft. Konten tersebut juga tersedia di tablet, ponsel cerdas, dan PC.
Apple Luncurkan
Tak mau kalah, Apple juga telah berupaya menguatkan dan mengembangkan Metaverse-nya, salah satunya berencana meluncurkan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) tahun depan. Perangkat ini disinyalir sangat mirip dengan Facebook.
Selain itu, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs akan memasangnya dengan canggih salah satunya memasang cip (chipset) canggih, layar, sensor, dan fitur berbasis avatar. Selain itu, gadgetnya mereka setidaknya akan menampilkan 15 modul kamera yang dimulai dari teknologi pelacakan mata dan pengenalan iris mata.
Memuluskan potensi bisnis ini, data Statista global mencatat perkiraan biaya 30,7 miliar dollar atau 427 triliun menjadi dana yang perlu disiapkan untuk mengambangkan bisnis ini.