Google pilih Pencarian
Sementara itu, Google sendiri masih optimis teknologi mesin pencariannya tidak akan tertinggal jaman sekalipun nantinya ada Metaverse. Hal itu diungkapkan CEO Google Sundar Pichai.
Dalam wawancaranya dikutip Bloomberg, Pichai menyakini Google Search masih berpotensi mendongkrak valuasi ke depannya. Ini terlihat dari Alphabet di bulan November 2021 yang melampaui kapitalisassi 2 triliun dollar.
"Kami mampu beradaptasi dengan itu dan mengembangkan teknologi mesin pencarian akan terus menjadi peluang terbesar,” kata Pichai
Selain itu, Pichai teknologi komputasi awan (cloud) memliki peranan penting bersama dengan layanan video Youtube dan aplikasinya Google Play Store. Karena itu, investasi terhadap teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mendasari masing masing lini bisnis.
Seperti diketahui, sejak memimpin Google pada 2015, Pichai mendorong perusahaan agar gencar menyasar pasar cloud dan berinvestasi banyak di AI. Ia juga menjadikan Asia sebagi pasar uji coba sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Sementara itu, beberapa perusahaan lainnya, yaitu Platform video game Roblox Corporation yang telah go public tahun ini menggambarkan Metaverse sebagai tempat orang-orang dapat berkumpul bersama dalam jutaan pengalaman 3D untuk belajar, bekerja, bermain, berkreasi, dan bersosialisasi.
Tak ketinggalan, produsen chip komputer, Nvidia Corp membangun platform Omniverse-nya untuk menghubungkan dunia 3D ke alam semesta virtual bersama. Platform Metaverse-nya bakal dipakai untuk simulasi proyek konstruksi dan pabrik.
Begitupun dengan Unity Software Inc yang mengembangkan perangkat lunak untuk merancang video game juga menyiapkan alat atau teknologi untuk dipakai dalam Metaverse. Termasuk Snapchat yang dimiliki Snap Inc telah lama membuat avatar khusus dan filter berbasis augmented reality (AR). Tahun ini perusahaan merilis kacamata AR pertama yang tersedia bagi pengembang untuk bereksperimen dengan menciptakan pengalaman virtual.
(Feby Novalius)